Senin, 24 April 2017

PENEGUHAN DALAM MENYAMPAIKAN AMANAT (Studi kritis atas QS. Al – Ma’idah ayat 67)




PENEGUHAN DALAM MENYAMPAIKAN AMANAT
(Studi kritis atas QS. Al – Ma’idah ayat 67)










Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Bapak Sufa’at, M.Ag


Oleh :
Dwianto
(1206010012)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016




1.      Pengenalan teks secara umum

۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٧
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir (QS. Al-Ma’idah(5): 67)






















2.       Makna mujmal
Awal surah ini menyebut kita harus  menyampaikan amanat yang telah  diberikan dan mengerjakannya dengan  sungguh-sungguh .Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
      : kamu kerjakanتَفۡعَلۡ
         : maka tidak فَمَا
    : kamu menyampaikan بَلَّغۡتَ
 : risalah-Nya رِسَالَتَهُۥۚ
         : dan Allah وَٱللَّهُ
  : Dia memelihara Kamu يَعۡصِمُكَ
        : manusiaٱلنَّاسِۗ
             : sesungguhnya إِنَّ
            : Allahٱللَّهَ
   : tidak memberi petunjukلَا يَهۡدِي
        : kaum ٱلۡقَوۡمَ
 : yang kafir ٱلۡكَٰفِرِينَ


 
2.1  Mufrodat / leksikal / kosa kata
                                                                                : wahaiيَٰٓأَيُّهَا
: Rosul ٱلرَّسُولُ
      : sampaikanlah بَلِّغۡ
          : apa yang مَآ
     : diturunkanأُنزِلَ
    : kepadamu إِلَيۡكَ
         : dari مِن
      : Tuhanmu رَّبِّكَۖ
         : dan jikaوَإِن
          : tidak لَّمۡ



2.2                        analisis sintesis/Gramatikal
Amanat adalah pesan  yang  wajib  disampaikan  jika  tidak  disampaikan  sangat merugikan pihak yang menjadi korban, oleh sebab itu sebagai agama yang mengedepankan maslahat diatas mafsadah yang merugikan pemeluknya, maka islam mengajarkan kita  harus menyampaikan amanat  dengan  sebaik-baiknya,agar  kita  termasuk  orang-orang  yang  bertakwa.


2.3 Elmen  Ujaran
يا أيها الرسول بلغ ما أنزل اليك من ربك
 وان لم تفع فما بلغت رسالته
والله يعصمك من الناس
 ان الله لا يهدى القوم الكفرين



2.4 Kata kunci
Dalam ayat tersebut terdapat kalimat “Balligh” ( بلغ )yang artinya “Sampaikanlah”. Balligh berasal dari kata Al-Balagh atau Al-Bulugh yaitu sampai ke tujuan yang dimaksud baik berupa tempat, masa atau lainnya. Sedangkan masdarnya tabligh berarti ajakan atau seruan yang jelas dan gambling karena masa awal-awal Islam tabligh tersebut disampaikan secara sembunyi-sembunyi.
Secara bahasa, Tabligh berasal dari kata balagha, yuballighu, tablighan, yang berarti menyampaikan. Tabigh adalah kata kerja “transtif”, yang berarti membuat seseorang sampai, menyampaikan, atau melaporkan, dalam arti menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Dalam bahasa Arab, orang yang menyampaikan disebut Mubaligh.
Selain kalimat “ Balligh” (بلغ) juga terdapat kalimat yang menjadi kata kunci “ Arisaalatah” (رسالته) dengan tunggal atau jamak, karena menyembunyikan sebagian berarti menyembunyikan semuanya.





3.      Munasabah/ korelasi
Surat Al-Ma’idah ayat 67 tersebut tidak terlepas pada surat selanjutnya yaitu surat Al- Ma’dah ayat 68, yang selengkapnya

۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ
 وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُ
ۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ
 إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
 ٦٧ قُلۡ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لَسۡتُمۡ عَلَىٰ شَيۡءٍ حَتَّىٰ تُقِيمُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡۗ
وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم مَّآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗاۖ
 فَلَا تَأۡسَ عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٨

4.      Asbabun Nuzul
Abu Syekh menjelaskan keterangan dari Hasan, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk membawa risalah-Nya hal ini membuatku merasa susah. Dan aku telah mengetahui bahwa orang-orang pasti akan mendustakan diriku. Akhirnya Allah memberikan ultimatum kepadaku, apakah aku menyampaikannya ataukah Dia akan mengazabku’.Kemudian Allah menurunkan ayat, yang
Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang tidak diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”’ (Q.S. Al-Maidah : 67).

       Ada empat hadits yang menceritakan riwayat Nabi Muhammad saat turunnya surah Al-Maidah ayat 67 yaitu:
1)       Riwayat yang diceritakan Ibnu Abu Hatim yang menjelaskan keterangan dari Mujahid yang menceritakan, “Tatkala ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya,
‘Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu..’ (Q.S. Al-Maidah 67)
 Nabi saw. berkata, ‘Wahai Tuhanku! Apakah yang harus aku perbuat sedangkan diriku ini seorang diri dan mereka orang-orang banyak yang berada di sekitarku.’ Kemudian turunlah ayat, ‘Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang menjadi perintah-Ku itu, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah/amanat-Nya.’” (Q.S. Al-Maidah 67).
2)      Riwayat yang diceritakan Hakim dan Tirmizi yang menjelaskan keterangan sebuah hadis dari Siti Aisyah r.a. Siti Aisyah telah berkata, “Tersebutlah bahwa Nabi saw. selalu berada dalam kawalan ketat, sehingga turunlah ayat, ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia’ (Q.S. Al-Maidah 67).
 Kemudian setelah ayat itu turun maka beliau keluar menampakkan kepalanya dari dalam mesjid Quba seraya berseru, ‘Hai manusia! Pergilah kamu sekalian, sesungguhnya Allah telah memelihara diriku.’ Hadis ini menunjukkan bahwa ayat tersebut turun di malam hari ketika Rasulullah sedang berbaring di atas tempat tidurnya.”
3)      Riwayat yang diceritakan Imam Thabrani menjelaskan keterangan dari Abu Said Al-Khudri yang menceritakan, “Paman Nabi yaitu Abbas r.a. termasuk orang-orang yang menjaga beliau. Tatkala turun ayat, ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.’ (Q.S. Al-Maidah 67), ia langsung meninggalkan tugas jaganya itu.” Imam Thabrani menjelaskan keterangan pula dari Ishmah bin Malik Al-Khuthami yang menceritakan bahwa pada suatu malam kami sedang menjaga Rasulullah saw. kemudian pada malam itu juga turunlah ayat, “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (Q.S. Al-Maidah 67) setelah itu pengawalan terhadap diri beliau ditiadakan.
4)      Riwayat yang diceritakan Ibnu Hibban yang menjelaskan keterangan dalam kitab Shahih dari Abu Hurairah r.a. Abu Hurairah mengatakan, “Jika kami berada dalam suatu perjalanan bersama Rasulullah saw. kami berikan buat beliau pohon yang paling besar dan paling rindang untuk tempat berteduh beliau. Kemudian pada suatu ketika beliau berteduh di bawah sebuah pohon dan menggantungkan pedangnya di pohon itu. Tiba-tiba datang seorang lelaki mengambil pedangnya lalu lelaki itu berkata, ‘Hai Muhammad! Siapakah yang bisa mencegah diriku terhadapmu?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Hanya Allah yang bisa mencegahmu dariku. Sekarang letakkanlah pedangmu!’ Kemudian lelaki itu pun meletakkan pedangnya lalu turunlah ayat, ‘Allah memelihara
5)      Sosial Historis
Metode pembelajaran dan mengajar dalam Islam tidak terlepas dari sumber pokok ajaran yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai tuntunan dan pedoman bagi umat telah memberikan garis-garis besar mengenai pendidikan terutama tentang metode pembelajaran dan metode mengajar. Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan metode pembelajaran dan mengajar dalam presfektif Al-Qur’an salah satunya terdapat Surat Al-Maidah ayat 67.
Sebagai pendidik yang baik seharusnya kita mampu menyampaikan amanat inti dari setiap materi pembelajaran sehingga terjadi perubahan sikap dan sifat siswa kearah yang lebih baik. Karena yang menjadi kewajiban inti kita yaitu menyampaikan dan mendorong siswa mengaplikasikan amanat itu agar bisa menjadi pribadi siswa yang baik.
6)      Seorang pendidik yang baik pun hendaknya tidak menunda-nunda amanat dalam  pelajaran yang harus disampaikan, karena sesungguhnya Allah SWT. tidak menyukai orang yang menunda-nunda penyampaian amanat yang baik

5.      Kandungan Makna dan Hikmah
Dari pembahasan mengenai kajian surat Al-Maidah ayat 67 penulis mendapat beberapa hikmah yang dapat diambil untuk pembelajaran kedepannya, diantaranya:
1)      Mengetahui isi kandungan, makna, serta hikmah surah Al-Maidah ayat 67
2)      Selalu mengutamakan menyampaikan amanat dari apapun karena Allah mengancam dengan berat siapapun yang menyembunyikan amanat.
3)      Tidak boleh menunda-nunda dalam menyampaikan amanat karena sesungguhnya Allah menyukai orang yang menyegerakan menyampaikan amanat.
4)      Dalam menyebarkan agama Islam hendaknya berpendoman kepada kitab-kitab Allah jangan hanya dari penafsiran dan pengetahuan manusia semata.
5)      Dalam menyebarkan agama atau pelajaran kita hendaknya jangan takut dan bersedih hati terhadap orang-orang kafir karena sesungguhnya ada zat yang melindungi kita. Seperti dalam hadits Rasulullah berikut:
“jangan takut dan janganlah bersedih sesungguhnya Allah bersama kita.”
6)      Jika kita tunduk dan patuh terhadap ketentuan-ketentuan Allah SWT maka kehidupan kita akan selamat dunia akhirat.

6.      Kesimpulan
Ayat ini memberikan ketegasan bahwa menyampaikan perintah Allah kepada umatnya adalaha suatu tugas yang penting tidak boleh diabaikan. Tafsir surat Al-Maidah ayat 67 ini mengandung makna bahwa menyampaikan risalah itu merupakan perintah Allah. Allah memerintahkan Nabi untuk menyampaikan risalah kenabian kepada umatnya. Bagi Nabi tugas ini sangat berat karenamerupakan tanggung jawab dunia akhirat. Nabi menegaskan kembali tentang tugas yang dipikul kepadanya. Ini artinya sebuah perintah dipertanggung jawabkan dan dilaksanakan. Bagi seorang guru pada akhir tugas pembelajaran harus ada pertanggung jawabkan.
Dalam dunia pendidikan guru pun mendapat tantangan seperti itu guru adalah profesi mulia yang harus dijalankan sepenuh hati sebagai pemegang amanah mulia ini guru dituntut bekerja professional, artinya dalam menyampaikan ilmu pengetahuan tidak boleh asal-asalan harus merujuk pada pedoman atau kode etik guru dalam mengajar, pasal-pasal tentang perlindungan guru pun telah diupayakan oleh Negara, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya tidak terbebani oleh masalah-masalah yang dikhawatirkannya.

























DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an. Terjemah dan Tafsir Per Kata. Bandung : Pondok Yatim Al Hilal
Imam jalaluddin Al-Mahalliy, Imam Jalaluddin As-Suyuthi. 1990. Terjemah Tafsir            Jalalain Berikut Asbabun Nuzul. Bandung:  Sinar Baru
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-       qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
http://fidiaayesha.blogspot.com/2014/05/tafsir-surat-al-maidah-67-tentang.html di akses pada tanggal 2  Januari201 7, Pukul 15.45 WIB
http://wiiien.blogspot.com/2012/11/makalah-kajian-ayat-al-maidah-67-68.html di   akses pada tanggal 1 Januari  2017, Pukul 20.30 WIB




Tidak ada komentar:

Posting Komentar