PENEGUHAN DALAM MENYAMPAIKAN
AMANAT
(Studi kritis atas QS. Al
– Ma’idah ayat 67)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Tafsir Tarbawi
Bapak Sufa’at, M.Ag
Oleh :
Dwianto
(1206010012)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016
1. Pengenalan teks secara umum
۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ
أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ
وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
٦٧
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir (QS. Al-Ma’idah(5): 67)
2.
Makna mujmal
Awal surah ini menyebut kita harus menyampaikan amanat yang
telah diberikan dan mengerjakannya
dengan sungguh-sungguh .Dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir.
: kamu kerjakanتَفۡعَلۡ
: maka tidak
فَمَا
: kamu menyampaikan
بَلَّغۡتَ
: risalah-Nya رِسَالَتَهُۥۚ
: dan Allah وَٱللَّهُ
: Dia memelihara Kamu يَعۡصِمُكَ
: manusiaٱلنَّاسِۗ
: sesungguhnya إِنَّ
: Allahٱللَّهَ
: tidak memberi petunjukلَا يَهۡدِي
: kaum ٱلۡقَوۡمَ
: yang kafir ٱلۡكَٰفِرِينَ
|
2.1
Mufrodat / leksikal / kosa
kata
: wahaiيَٰٓأَيُّهَا
: Rosul ٱلرَّسُولُ
: sampaikanlah بَلِّغۡ
: apa yang مَآ
: diturunkanأُنزِلَ
: kepadamu إِلَيۡكَ
: dari مِن
: Tuhanmu رَّبِّكَۖ
: dan jikaوَإِن
: tidak لَّمۡ
2.2
analisis sintesis/Gramatikal
Amanat adalah pesan yang
wajib disampaikan jika
tidak disampaikan sangat merugikan pihak yang menjadi korban,
oleh sebab itu sebagai agama yang mengedepankan maslahat diatas mafsadah yang
merugikan pemeluknya, maka islam mengajarkan kita harus menyampaikan amanat dengan
sebaik-baiknya,agar kita termasuk
orang-orang yang bertakwa.
2.3
Elmen Ujaran
يا أيها الرسول بلغ ما أنزل اليك من ربك
وان لم تفع فما بلغت رسالته
والله يعصمك من الناس
ان الله لا يهدى القوم الكفرين
2.4
Kata kunci
Dalam ayat tersebut
terdapat kalimat “Balligh” ( بلغ )yang artinya “Sampaikanlah”.
Balligh berasal dari kata Al-Balagh atau Al-Bulugh yaitu sampai ke tujuan yang
dimaksud baik berupa tempat, masa atau lainnya. Sedangkan
masdarnya tabligh berarti ajakan atau seruan yang jelas dan gambling karena
masa awal-awal Islam tabligh tersebut disampaikan secara sembunyi-sembunyi.
Secara bahasa, Tabligh berasal dari kata balagha,
yuballighu, tablighan, yang berarti menyampaikan. Tabigh adalah kata kerja
“transtif”, yang berarti membuat seseorang sampai, menyampaikan, atau
melaporkan, dalam arti menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Dalam bahasa
Arab, orang yang menyampaikan disebut Mubaligh.
Selain kalimat “
Balligh” (بلغ) juga terdapat
kalimat yang menjadi kata kunci “ Arisaalatah” (رسالته) dengan tunggal atau jamak, karena menyembunyikan sebagian
berarti menyembunyikan semuanya.
3.
Munasabah/ korelasi
Surat Al-Ma’idah ayat 67
tersebut tidak terlepas pada surat selanjutnya yaitu surat Al- Ma’dah ayat 68,
yang selengkapnya
۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ
أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ
وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ
رِسَالَتَهُ
ۥۚ
وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
٦٧ قُلۡ
يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لَسۡتُمۡ عَلَىٰ شَيۡءٍ حَتَّىٰ تُقِيمُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ
وَٱلۡإِنجِيلَ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡۗ
وَلَيَزِيدَنَّ
كَثِيرٗا مِّنۡهُم مَّآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗاۖ
فَلَا تَأۡسَ عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٨
4.
Asbabun Nuzul
Abu
Syekh menjelaskan keterangan dari Hasan, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk membawa risalah-Nya hal ini
membuatku merasa susah. Dan aku telah mengetahui bahwa orang-orang pasti akan mendustakan
diriku. Akhirnya Allah memberikan ultimatum kepadaku, apakah aku
menyampaikannya ataukah Dia akan mengazabku’.Kemudian Allah menurunkan
ayat, yang
Artinya: “Wahai
Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau
lakukan (apa yang tidak diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan
amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”’ (Q.S. Al-Ma’idah : 67).
Ada empat hadits yang menceritakan riwayat Nabi Muhammad saat turunnya surah Al-Maidah ayat 67 yaitu:
1) Riwayat
yang diceritakan Ibnu Abu Hatim yang menjelaskan keterangan dari Mujahid yang
menceritakan, “Tatkala ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya,
‘Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu..’ (Q.S. Al-Maidah 67)
Nabi saw. berkata, ‘Wahai
Tuhanku! Apakah yang harus aku perbuat sedangkan diriku ini seorang diri dan
mereka orang-orang banyak yang berada di sekitarku.’ Kemudian turunlah ayat,
‘Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang menjadi perintah-Ku itu, berarti) kamu
tidak menyampaikan risalah/amanat-Nya.’” (Q.S.
Al-Maidah 67).
2) Riwayat yang diceritakan Hakim dan Tirmizi yang
menjelaskan keterangan sebuah hadis dari Siti Aisyah r.a. Siti Aisyah telah
berkata, “Tersebutlah bahwa Nabi saw. selalu berada dalam kawalan ketat,
sehingga turunlah ayat, ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia’ (Q.S.
Al-Maidah 67).
Kemudian setelah ayat
itu turun maka beliau keluar menampakkan kepalanya dari dalam mesjid Quba
seraya berseru, ‘Hai manusia! Pergilah kamu sekalian, sesungguhnya Allah
telah memelihara diriku.’ Hadis ini menunjukkan bahwa ayat tersebut turun di
malam hari ketika Rasulullah sedang berbaring di atas tempat tidurnya.”
3) Riwayat yang diceritakan Imam Thabrani menjelaskan keterangan dari
Abu Said Al-Khudri yang menceritakan, “Paman Nabi yaitu Abbas r.a. termasuk
orang-orang yang menjaga beliau. Tatkala turun ayat, ‘Allah memelihara kamu
dari (gangguan) manusia.’ (Q.S. Al-Maidah 67), ia langsung meninggalkan
tugas jaganya itu.” Imam Thabrani menjelaskan keterangan pula dari Ishmah
bin Malik Al-Khuthami yang menceritakan bahwa pada suatu malam kami sedang
menjaga Rasulullah saw. kemudian pada malam itu juga turunlah ayat, “Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (Q.S.
Al-Maidah 67) setelah itu pengawalan terhadap diri beliau ditiadakan.
4) Riwayat yang diceritakan Ibnu Hibban yang
menjelaskan keterangan dalam kitab Shahih dari Abu Hurairah r.a. Abu Hurairah
mengatakan, “Jika kami berada dalam suatu perjalanan bersama Rasulullah saw.
kami berikan buat beliau pohon yang paling besar dan paling rindang untuk
tempat berteduh beliau. Kemudian pada suatu
ketika beliau berteduh di bawah sebuah pohon dan menggantungkan pedangnya di
pohon itu. Tiba-tiba datang seorang lelaki mengambil pedangnya lalu lelaki itu
berkata, ‘Hai Muhammad! Siapakah yang bisa mencegah diriku terhadapmu?’ Rasulullah
saw. menjawab, ‘Hanya Allah yang bisa mencegahmu dariku. Sekarang letakkanlah
pedangmu!’ Kemudian lelaki itu pun meletakkan pedangnya lalu turunlah ayat,
‘Allah memelihara
5)
Sosial Historis
Metode pembelajaran dan mengajar dalam Islam
tidak terlepas dari sumber pokok ajaran yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai
tuntunan dan pedoman bagi umat telah memberikan garis-garis besar mengenai
pendidikan terutama tentang metode pembelajaran dan metode mengajar. Ayat
Al-Qur’an yang berkaitan dengan metode pembelajaran dan mengajar dalam
presfektif Al-Qur’an salah satunya terdapat Surat Al-Maidah ayat 67.
Sebagai
pendidik yang baik seharusnya kita mampu menyampaikan amanat inti dari setiap
materi pembelajaran sehingga terjadi perubahan sikap dan sifat siswa kearah yang
lebih baik. Karena yang menjadi kewajiban inti kita
yaitu menyampaikan dan mendorong siswa mengaplikasikan amanat itu agar bisa
menjadi pribadi siswa yang baik.
6) Seorang pendidik yang baik pun hendaknya tidak
menunda-nunda amanat dalam pelajaran yang harus disampaikan, karena
sesungguhnya Allah SWT. tidak menyukai orang yang menunda-nunda penyampaian
amanat yang baik
5.
Kandungan Makna dan Hikmah
Dari
pembahasan mengenai kajian surat Al-Maidah ayat 67 penulis mendapat beberapa
hikmah yang dapat diambil untuk pembelajaran kedepannya, diantaranya:
1)
Mengetahui
isi kandungan, makna, serta hikmah surah Al-Maidah ayat 67
2)
Selalu
mengutamakan menyampaikan amanat dari apapun karena Allah mengancam dengan
berat siapapun yang menyembunyikan amanat.
3)
Tidak boleh menunda-nunda dalam
menyampaikan amanat karena sesungguhnya Allah menyukai orang yang menyegerakan
menyampaikan amanat.
4)
Dalam menyebarkan agama Islam
hendaknya berpendoman kepada kitab-kitab Allah jangan hanya dari penafsiran dan
pengetahuan manusia semata.
5)
Dalam menyebarkan agama atau
pelajaran kita hendaknya jangan takut dan bersedih hati terhadap orang-orang
kafir karena sesungguhnya ada zat yang melindungi kita. Seperti dalam hadits
Rasulullah berikut:
“jangan takut dan
janganlah bersedih sesungguhnya Allah bersama kita.”
6)
Jika kita tunduk dan patuh
terhadap ketentuan-ketentuan Allah SWT maka kehidupan kita akan selamat dunia
akhirat.
6.
Kesimpulan
Ayat ini memberikan
ketegasan bahwa menyampaikan perintah Allah kepada umatnya adalaha suatu tugas
yang penting tidak boleh diabaikan. Tafsir surat Al-Maidah ayat 67 ini
mengandung makna bahwa menyampaikan risalah itu merupakan perintah Allah. Allah
memerintahkan Nabi untuk menyampaikan risalah kenabian kepada umatnya. Bagi
Nabi tugas ini sangat berat karenamerupakan tanggung jawab dunia akhirat. Nabi
menegaskan kembali tentang tugas yang dipikul kepadanya. Ini artinya sebuah
perintah dipertanggung jawabkan dan dilaksanakan. Bagi seorang guru pada akhir
tugas pembelajaran harus ada pertanggung jawabkan.
Dalam dunia pendidikan
guru pun mendapat tantangan seperti itu guru adalah profesi mulia yang harus
dijalankan sepenuh hati sebagai pemegang amanah mulia ini guru dituntut bekerja
professional, artinya dalam menyampaikan ilmu pengetahuan tidak boleh
asal-asalan harus merujuk pada pedoman atau kode etik guru dalam mengajar,
pasal-pasal tentang perlindungan guru pun telah diupayakan oleh Negara,
sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya tidak terbebani oleh masalah-masalah
yang dikhawatirkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an. Terjemah dan Tafsir Per Kata. Bandung : Pondok Yatim Al
Hilal
Imam
jalaluddin Al-Mahalliy, Imam Jalaluddin As-Suyuthi. 1990. Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul. Bandung: Sinar
Baru
Shihab,
M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al- qur’an. Jakarta:
Lentera Hati.
http://fidiaayesha.blogspot.com/2014/05/tafsir-surat-al-maidah-67-tentang.html di akses
pada tanggal 2 Januari201 7, Pukul 15.45
WIB
http://wiiien.blogspot.com/2012/11/makalah-kajian-ayat-al-maidah-67-68.html di akses
pada tanggal 1 Januari 2017, Pukul 20.30
WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar