Minggu, 26 Juli 2015

DAKWAH RASULULLAH PERIODE MADINAH



PEMBAHASAN



A.      Dakwah Rasulullah Periode Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib ( Madinah ), Nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekkah, periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala Negara.
Dengan kata lain, dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan duniawi. Kedudukannya sebagai Rasul secara otomatis merupakan sebagai Kepala Negara.
Penduduk kota Madinah terdiri dari dua golongan yang jauh berbeda, yaitu: 
1.      Golongan Arab yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj.
2.       Golongan Yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari utara     (Palestina). Kebiasaan orang-orang Yahudi adalah selalu membangga-banggakan diri pada pendudukk asli. Mereka sering mengadu domba suku Aus dan khazraj untuk sekedar mengambil keuntungan dari hasil penjualan senjatanya.
Dengan hijrahnya kaum muslimin, terbukalah kesempatan bagi Nabi saw untuk mengatur strategi membentuk masyarakat Islam, yang bebas dari ancaman dan tekanan. Diantara strateginya adalah mengadakan perjanjian saling membantu antar kaum muslimin dengan orang-orang non muslimin dan menyusun siasat / politik ekonomi, social, serta dasar-dasar Daulah Islamiyah.
Dakwah Rasulullah periode Madinah adalah mewujudkan masyarakat Islam di Madinah yang adil dan makmur. Beliau juga berjuang memelihara dan mempertahakan masyarakat Islam dari rongrongan / ancaman musuh, baik dari dalam maupun dari luar.


                                                                                    
B.       Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Ada pun substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw periode Madinah adalah:
1.      Pembangunan Masjid, selain untuk tempat shalat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa mereka. Masjid pada masa Nabi juga berfungsi sebagai pussat pemerintahan.
2.      Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum muhajirin dengan Anshar. Kaum muhajirin yang jauh dari sanak keluarganya dan kampung halaman, mereka dipererat oleh beliau dengan cara menjalin persaudaraan dengan kaum Anshar dengan ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah SWT.
3.      Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam. Dalam upaya menciptakan suasana tentram dan aman agar masyarakat Islam yang telah terbina itu terpelihara dan bertahan, Nabi SAW membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam didalam kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan semacam ini tidak/belum pernah dilakukan oleh para nabi/rasul sebelumnya. Diantara isi perjanjian itu antara lain sebagai berikut:
a.       Kebebasan beragama bagi semua golongan. Masing-masing golongan mempunyai wewenang penuh terhadap anggota golongannya.
b.      Semua lapisan baik muslimin maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling membantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semuanya berkewajiban mempertahankan kota bila ada serangan dari luar.
c.       Kota Madinah adalah kota yang suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terlibat dalam perjanjian itu. Kalau terjadi perselisihan antara muslimin dan Yahudi maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan Rasul.
d.      Mengakui dan menaati pemimpin kota Madinah yang disetujui kedua belah pihak untuk dipegang oleh Nabi SAW.
4.      Meletakan dasar-dasar politik ekonomi dan social untuk masyarakat Islam. Turunnya wahyu kepada Rasul sebagai pedoman hidup manusia di kota Madinah menjadikan wahyu tersebut sebagai undang-undang pemerintahan Rasul, seperti perintah berzakat, berpuasa, hokum-hukum yang bertalian dengan pelanggaran atau larangan, jinayat/pidana dan lain-lain.
Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini, nanti akan terbentuk sebuah masyarakat dan pemerintahan Islam yang dapat mewujudkan negeri “Baldatun Thaiyibatun Warrabun Ghafur” yaitu suatu Negara yang aman makmur dengan limpahan karunia Tuhan yang maha asih. Kini terbukti Madinah adalah kota dengan sebutan “Madinatul Munawwarah” yang berarti kota yang bercahaya.

C.    Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Dakwah di Madinah
Sikap dan perilaku yang mencerminkan dakwah Rasulullah di Madinah bila diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1.   Mengimani dengan sebenar-benarnya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah dan nabi penutup para nabi.
Artinya: "Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuat"  (QS.Al-Ahzab:40).
2.      Mencintai Rasulullah SAW dengan konsisten dan komitmen melaksanakan Rukun Ialam untuk merawat dan melestarikan ketakwaan.
3.      Mensosialisasikan sunnah Nabi, seperti gemar menafkahkan harta di waktu lapang maupun sempit, menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain serta saling tolong-menolong.
4.      Gemar dan senang membaca buku sejarah nabi-nabi, khususnya sejarah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
5.      Memelihara silaturahmi dengan sesama manusia, khususnya sesame orang yang melaksanakan Rukun Islam.
6.      Berkunjung ke tanah suci Mekah atau Madinah untuk melihat/menapak tilas perjuangan Nabi Muhammad SAW dan menunaikan ibadah haji/umrah.
7.      Mempelajari dan memahami Al-Qur’an dan hadis-hadis sahih dan diaplikasikan pesan-pesan moral yang terdapat didalamnya pada kehidupan sehari-hari.
8.      Senantiasa berijtihad di jalan Allah.
9.      Aktif/ikut serta dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari-hari besar Islam, seperti acara Maulid Nabi dan Isra Mi’raj, mengikuti kegiatan santunan/aksi social.
10.  Merawat dan melestarikan tempat ibadah (masjid), dengan cara membersihkan dan mengisinya dengan kegiatan salat berjamaah, pendidikan,diskusi dan kegiataan keagamaan lainya, sehingga terwujud kehidupan islami.
11.  Menekuni dan mempelajari warisan Nabi SAW, yaitu Al-Qur’an dan sunnahnya, kemudian diaplikasikan semaksimal mungkin dalam kegiatan sehari-hari

D.      Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Madinah antara lain:
1.      Dengan persaudaraan seperti yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan Anshar dapat memberikan rasa aman dan tentram serta mempererat Ukhuwah Islamiyah.
2.      Persatuan dan saling menghormati antar agama dapat terwujud dengan cara mengadakan perjanjian dan komitmen menepati janji, seperti halnya yang dilakukan oleh kaum muslim dan Yahudi di kota Madinah.
3.      Menumbuh kembangkan tolong menolong antara yang kuat dengan yang lemah, yang kaya dengan yang miskin agar umat islam menjadi satu tubuh yang kuat dan kokoh, tidak dapat dikalahkan musuh dari luar.
4.      Memahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan Allah, seperti halnya kita dapat berperang jika kita diperangi, tetapi tidak boleh melampaui batas terhadap musuh yang tidak berdaya.
5.      Memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah dan antara manusia dengan manusia.
6.      Kita mendapat warisan yang sangat menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah.
تَرَ كْتُ فِيْكُمْ أَمْرَينِ مَا إِنْ تَمَسَّكتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضَلُّوْا أَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَسُنَيٍ (رواه البيهقئ)
Artinya:  “Aku tinggalkan dua perkara yang jika kamu sekalian berpegang             teguh kepada keduanya tidak akan tersesat selamanya yaitu Al-Qur’an dan Sunnahku” (HR Baihaqi)
7.      Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam berdasarkan aturan Allah (Al Qur’an) dalam rangka ikut serta melanjutkan/ melestarikan perjuangan Nabi Muhammad SAW agar terbentuknya umat manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlakul karimah.
8.      Terciptanya hubungan yang kondusif, yaitu saling memerlukan dan membutuhkan antara si kaya(pihak yang membantu) dan si miskin(pihak yang dibantu), karena menafkahkan hartanya kepada yang memerlukan tidak karena kasihan, melainkan untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai bekal di akherat kelak.
9.      Kemenangan dakwah Rasulullah dan kaum Muslimin terhadap kaum    Quraisy.
10.   Terbentuknya agama Islam yang beribukota di Madinah dengan nabi Muhammad SAW sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahannya.
11.   Tersebarnya agama Islam kepelosok penjuru dunia.



PENUTUP


Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwasanya Nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah Allah SWT.
Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri tauladan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama, masyarakat, dan bernegara.





















DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Junaidi dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Ghalia Indonesia Printing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar