Minggu, 26 Juli 2015

KISAH NABI MUSA DAN NABI HARUN




A.          KISAH NABI MUSA A.S
Musa dan harun sama-sama diutus untuk berdakwah ke negri Mesir dan mengajak kaum Isroil menyembah Allah SWT. Musa dan Harun adalah sama-sama keturunan keempat dari Nabi Yakub yang tinggal di Mesir sejak Nabi Yusuf berkuasa di Mesir.
Mesir pada masa itu dikuasai oleh Fir’aun. Kerajaannya luas dan kaya raya. Penduduknya terdiri dari dua bangsa. Yang pertama bangsa asli mesir yaituorang qubti, sedang yang kedua adalah orang-orang Israel yaitu keturunan Nabi Yaqub.
Kebanyakan orang-orang qubti menduduki jabatan-jabatan tinggi. Sedang orang Israel hanya berkedudukan rendah, seperti para buruh,pelayan dan pesuroh.
Fir’aun memerintah dengan tangan besi. Ia dictator bengis yang tidak berperikemanusiaan. Mabuk dan rasuk pada kekuasaan, sehingga ia berani menyebut dirinya Tuhan.
a.      Kelahiran Musa
Pada suatu hari seorang ahli Nujum datang menghadap fir’aun bahwa menurut perhitungannya tak lama lagi bakal lahir seorang bayi dari bangsa Israel yang kelak akan menjadi musuh dan menjatuhkan kekuasaannya.
Fir’aun berang mendengar laporan itu. Saat itu juga dia memberikan perintah agar membunuh bayi laki-laki yang lehir dari kalangan bangsa Israel.
Musa dilahirkan oleh pasangan suami istri Imran dan Yukabad. Begitu mengetahui bahwa anaknya yang lahir adalah laki-laki.
Yukabad dan Imron panik. Jika tak segera disembunyikan anak itu tentulah akan dibunuh oleh kaki tangan fir’aun.
Yukabad sangat sayang pada bayinya yang molek dan sehat serta lucu itu. Ia tak rela bayi itu sampai terbunuh. Tapi untuk menyembunyikannya terus menerus juga tak mungkin.
Allah memberikan ilham kepada ibu Nabi Musa itu membuat peti tanah air lalu menghanyutkan Musa didalam peti di sungai nil. Kakak musa diperintahkan mengikuti kemana peti itu hanyut dan ditangan siapakah musa nanti ditemukan. Ternyata peti itu ditemukan putrid raja fir’aun. Peti dibuka setelah tahu isinya bayi mereka bawa kehadapan ibu mereka yaitu istri fir’aun yang bernana Aisyah.
Istri fir’aun sangat senang melihat bayi itu. Ia ingin mengangkatnya sebagai anak. Maka diutarakan niatnya itu kepada fir’aun.
Mula-mula fir’aun menolak, namun atas bujukan istrinya itu akhirnya ia setuju. Aisyahpun senang segera dicari inang yang menyusui musa. Namun beberapa iang yang didatangkan tidak ada yang cocok, musa tak mau menyedot tete susu inang-inang itu.
Kakak musa menawarkan ibunya untuk menjadi inang. Mereka pura-pura tidak mengenal musa. Demikianlah karena disusui ibunya sendiri akhirnya musa mau menete. Musa diserahkan kepada Yukabad sampai masa menyusuinya selesai. Yukabad dapat upah bayaran yang cukup besar. Sesudah usia masa menyusu, musa dikembalikan keistana fir’aun. Ia dididik sebagaimana anak raja yang lainnya. Ia berpakaian seperti fir’aun mengendarai kendaraan fir’aun sehingga dikenal sebagai pengeran Musa bin Fir’aun setelah musa dewasa Allah menganugrahkan pangkat kenabian dan ilmu pengetahuan.
b.      Meninggalkan Istana
Pada suatu hari Musa berjalan-jalan dikota ia melihat orang qubti dan orang Israel sedang berkelahi. Karena keadaan tak seimbang Musa membela orang Israel. Orang qubti tidak mau diajak damai. Musa menjadi marah orang itu langsung dipukulnya. Sekali tempeleng orang itu mati.
Ada seorang saksi melihat kejadian itu. Musa dilaporkan kepada fir’aun. Setelah fir’aun tau bahwa musa membela orang Israel ia segera memerintahkan orang untuk menangkap Musa.
Musa melarikan diri, tujuannya ke negeri Madyan. Ia menyesal telah membunuh orang. Ia bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Allah mengabulkan doanya dan ia diampuni.
Dari Mesir ke Madyan harus ditempuh jalan kaki selama delapan hari. Karena kelelahan dan merasakan lapar, musa beristirahat dibawah pepohonan.
Tak jauh dari tempatnya beristirahat ia melihat dua orang wanita cantik sedang berebut untuk mendapatkan air disumur guna member minum ternak yang mereka gembalakan. Gadis-gadis cantik itu berebutan dengan sekelompok pria kasar yang mau menang sendiri.
Musa segera bergerak menolong dua gadis itu. Laki-laki kasar tadi mencoba melawan Musa tapi Musa dapat mengalahkan mereka.
c.       Musa Menikah
Kedua orang gadis itu melaporkan apa yang telah dialaminya kepada ayah mereka dirumah. Ayah mereka yaitu Nabi Syu’aib memerintahkan kepada anak gadisnya untuk mengundang musa kerumah mereka.
Musa memenuhi undangan itu. Keluarga itu senjang melihat kedatangan Musa, sikapnya sopan dan tampak sekali jika ia seorang pemuda berpendidikan dari kalangan bangsawan.
Musa kemudian menceritakan peristiwa yang membuatnya terusir dari negeri mesir. Nabi Syu’aib kemudian menyarankan agar musa tinggal dirumahnya supaya terhindar dari orang-orang fir’aun.
Atas saran anaknya. Nabi Syu’aib kemudian bermaksud mengawinkan Musa dengan salah seorang putrinya. Musa diminta bekerja mengembalakan ternak-ternak Nabi Syu’aib selama delapan tahun. Itu adalah syarat atau mas kawinnya. Musa setuju malah ia menggenapkannya menjadi sepuluh tahun untuk menggembalakan ternak Nabi Syu’aib.
Musa menjalani masa perjanjiannya dengan Nabi Syu’aib dengan sabar. Selama itu nampaklah bagi keluarga Syu’aib bahwa Musa adalah pemuda kuat, perksa, jujur dan dapat dipercaya. Tak salah jika Nabi Syu’aib mengambilnya sebagai menantu.
Musa sangat bahagia hidup bersama istrinya. Nabi Syu’aib juga merasa lega karena anaknya mendapat pelindung yang dapat dipercaya. Setelah bertahun-ytahun hidup dinegeri Madyan dengan istrinya,pada suatu hari Musa ingin kembali ke Mesir.
d.      Kembali Ke Mesir
Musa sadar bahwa tidak mustahil orang-orang mesir masih akan mencarinya.maka ia menempuh perjalanan ke Mesir dengan jalan memutar. Tidak melalui jalan biasa. Istrinya turut menemani perjalanan Musa.
Pada suatu malam Musa dan Istrinya tersesat. Tak tau arah mana yang harus ditempuh untuk meneruskan perjalanan ke Mesir. Disaat itulah ia melihat api yang terang benderang diatas sebuah bukit.
Musa berkata kepada istrinya :”Tunggulah disini, aku akan mengambil api itu untuk menerangi perjalanan kita”.
Istrinya menurut. Musa menghampiri api itu. Setelah ia dekat dengan api itu tiba-tiba terdengar seruan :”Hai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu,maka tanggalkankan kedua terompahmu.sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, thuwa. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
Inilah wahyu pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa. Ia telah diangkat sebagai Nabi dan Rosul. Selanjutnya ia dibekali pula mukjizat sebagi bekal untuk berhadapan dengan fir’aun.
Nabi Musa diperintahkan Tuhan supaya meletakan tongkat yang dipegangnya ketanah. Tongkat pemberian mertuanya itu mendadak berubah menjadi seekor ular yang besar. Musa ketakutan dan berlari menjauh.
Allah berfirman :”Jangan takut, peganglah ular itu. Kami akan mengembalikannya seperti keadaannya semuala.”
Maka ketika ular itu ditangkap mendadak berubah lagi menjadi sebatang tongkat. Mukjizat kedua, Allah memerintahkan Nabi Musa mengepitkan tangannya keketiak, setelah perintahnya itu dilaksanakan tangannya menjadi putih cemerlang Allah kemudian memerintahkan Musa berangkat ke Mesir untuk berdakwah kepada fir’aun. Musa merasa takut karena dulu pernah membunuh orang mesir, tapi Allah menjanjikan perlindungan untuknya maka hati Musa menjadi tentram. Ia juga minta saudaranya Harun agar dipertemukan dengannya untuk bersama-sama menghadap fir’aun, sebab Harun lebih fasih berbicara dan berdebat.
Permintaan musa dikabulkan. Harun yang masih berada dimesir digerakan hatinya sehingga berjalan menemui Musa. Bersama-sama kemudian mereka menghadap fir’aun. Bertemu dengan seorang raja yang mengaku dirinya Tuhan bukanlah hal yang mudah. Mereka harus melalui lika-liku birokrasi dan protokoler yang rumit. Namun akhirnya mereka dapat bertemu juga.
Fir’aun didampingi beberapa penasehat dan para pejabat pemmerintah lainnya. “Siapakah kamu berdua ini?” tanya fir’aun.
Musa menjawab :” kami Musa dan Harun adalah pesuruh Allah. Kami diutus kepadamu agar kau membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan penindasanmu dan menyerahkan kepada kami agar mereka menyembah kepada Allah dengan leluasa dan menghindari siksaannmu.”
Fir’aun tertawa sinis dan mengejek Musa dengan mengatakan bahwa Musa tidak tahu diri. Dulu ia diasuh dan dibesarkan diIstana Mesir kini malah berbalik menentang fir’aun. Musa dianggap orang yang tak tau balas budi. Musa menganggap bahwa semua itu dikarenakan ulah fir’aun sendiri. Seandainya fir’aun tidak memerintahkan membunuh bayi laki-laki, tidak mungkin ia dihanyutkan ke sungai nil dan akhirnya ditemukan dan diambil sebagai anak angkat oleh istri fir’aun. Jadi, musa merasa tidak berhutang budi hanya fir’aun sendiri yang menyebabkan semua itu terjadi.
Musa berkata:” Adapun mengenai pembunuhan yang dulu kulakukan adalah akibat godaan setan, namun peristiwa itu akhirnya menjadi rahmah terselubung bagiku. Sebab dalam pengembaraanku setelah aku melarikan diri dari negrimu, aku dikaruniai hikmah dan ilmu oleh Allah dan aku diutus sebagai Rasul, maka datanglah aku kepadamu untuk mengajak engakau dan kaummu menyembah Allah dan meninggalkan kezaliman serta penindasanmu terhadap kaum bangsa Israel”.
“Siapakah Tuhan yang kau sebut-sebut itu,Musa” Tanya Fir’aun.”Adakah Tuhan lain diatas bumi ini selain aku yang patut disembah dan dipuja/”
“Ya ada, yaitu Tuhamnu dan Tuhan nenek moyangmu serta Tuhan seluruh alam semesta,”jawab Musa.
Demikianlah terjadi perdebatan antara musa dan fir’aun. Fir’aun sama sekali tak dapat menolak hujah dan alas an Musa yang diwakili Harun. Fir’aun akhirnya mengancam Musa dan Harun dengan berkata:”Hai Musa, jika engkau mengakui Tuhan selain aku maka pastiengkau kumasukan kedalam penjara!”
Musa berkata:”Apakah engkau akan memenjarakan aku walaupun aku dapat membuktikan dan memberikan tanda-tanda kebenaran dakwahku?”
Fir’aun menantang dan berkata:”Datanglah tanda-tanda yang dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika memang kau benar-benar tidak tidak berdusta.”
e.       Musa dan Para Ahli Sihir Fir’aun
Musa kemudian melemparkan tongkatnya. Mendadak berubah menjadi ular yang merayap kearah fir’aun. Fir’aun lari ketakutan dan minta agar musa menangkap ularnya lagi.
Begitu ditangkap ular itu berubah menjadi tongkat lagi.”Adakah bukti kebenaranmu yang lain?”tanya Fir’aun.
Musa kemudian memasukan tangannya kedalam baju dan ketika dikeluarkan lagi tangan itu menjadi putih cemerlang, menyilaukan mata fir’aun dan para pejabatnya.
Meski mukjizat Nabi Musa telah dikeluarkan fir’aun tetap belum percaya. Ia mengiraMusa telah mengeluarkan ilmu sihir maka ia hendak mengumpulkan ahli-ahli sihir diseluruh kerajaan Mesir untuk bertanding dengan Musa.
Tantangan itu disampaikan kepada Musa dan sudah ditentukan waktunya pula. Musa menyanggupi tantangan itu.
Pada hari yang telah ditentukan berkumpullah para ahli sihir ditempat yang telah ditentukan pula. Rakyat turut menyaksikan pula adu kepandaian sihir itu.
Setelah semua berkumpul,fir’aun member aba-aba agar pertandingan dimulai. Musa mempersilahkan para ahli sihir andalan fir’aun untuk menampilkan kebolehan lebih dulu. Mereka melemparkan tali dan tongkat-tongkatnya. Tak lama kemudian tali-tali dan tongkat yang mereka lemparkan berubah menjadi ular jumlahnya ribuan ekor. Fir’aun tertawa bangga menyaksikan kebolehan para ahli sihirnya. Rakyat banyak juga yang terkagum-kagum.
Dengan tenang Nabi Musa melemparkan tongkatnya, tongkat itu segera berubah menjadi ular yang sangat besar dan langsung memakan ular-ular ahli sihir fir’aun.
Dalam waktu singkat ular-ular para ahli sihir itu habis ditelan ular Nabi Musa. Para ahli sihir itu terbelalak heran. Apa yang ditampilkan Nabi Musa bukanlah sihir seperti yang mereka pelajari dari setan. Sadar hal itu para ahli sihir sama berlutut dan menyatakan diri menjadi pengikut ajaran Nabi Musa. Mereka bertaubah dan akan menyembah hanya kepada Allah.
Fir’aun murka melihat pembelotan para ahli sihir yang telah bartaubat itu. Ia mengancam akan menyiksa para ahli sihir itu dengan siksaan diluar batas perikemanusiaan. Namun para ahli sihir itu tiada merasa takut, mereka tetap memilih menjadi pengikut Nabi Musa.
Sejak saat itu terdapat dua aliran di Mesir. Yang pertama mereka menyembah Fir’aun dan kedua para pengikut Nabi Musa.
Namun para pengikut Nabi Musa makin lama makin banyak jumlahnya, Sebab ajaran Nabi Musa sangat jelas dan mereka dihormati sebagi makhluk Tuhan sama seperti lainnya. Tidak dengan demikian dengan Fir’aun yang selalubertindak bengis dan kejam.
f.       Kehancuran Fir’aun dan Pengikutnya
Kebengisan Fir’aun semakin menjadi-jadi. Para pengikut Nabi Musa disiksa diluar batas agar menjadi  kafir dan mengikuti  perintah Fir’aun.
Nabi Musa kemudian berdo’a agar Allah meninpakan azab kepada Fir’aun dan para pengikutnya. Do’anya dikabulkan. Mesir dilanda kemarau panjang sehingga banyak panen yang gagal. Tanaman dan Pepohonan banyak yang mati. Disusul badai topan yang merobohkan rumah-rumah mereka, jutaan belalang didatangkan menyerbu hewan dan perkebunan, juga kutu dan katak. Terakhir semua air dinegeri Mesir mendadak berubah menjadi darah. Wabah penyakit melanda dimana-mana, setiap anak laki-laki bangsa mesir mendadak mati tidak terkecuali anak-anaknya fir’aun sendiri termasuk putra mahkotanya.
Dalam keadaan demikian mereka mendatangi Nabi Musa agar berdoa kepada Tuhan untuk mencabut azab itu. Nabi Musa mau berdoa setelah fir’aun akan berjanji menbiarkan kaum bani israil pergi dari mesir bersama Musa.
Namun setelah azab itu berhenti dan keadaan menjadi normal fir’aun mengingkari janjinya. Kaum bani israil yang menjadi buruh, budak dan sebagainya tetap diperintahkan bekerja di Mesir dan para pengikut Nabi Musa masih banyak yang disiksanya.
Dalam keadaan demikian datanglah wahyu dari Allah agar musa mengajak kaumnya pergi meninggalkan Mesir.
Mereka berangkat secara diam-diam dimalam hari. Takut ketahuan fir’aun. Namun akhirnya fir’aun mengetahuinya juga. Ia dan bala tentaranya segera menyusul rombongan Nabi Musa.
Syahdan, rombongan Musa telah sampai ditepi laut merah. Mereka tak dapat melanjutkan perjalanan karena terhalang laut. Para pengikut Nabi Musa panic karena fir’aun dari kejauhan sudah tampak bersama bala tentaranya yang akan membunuh mereka.
“Jangan takut Tuhan bersama kita,” kata Nabi Musa sambil memukulkan tongkatnya ke laut. Seketika laut itu terbelah. Para pengikut Nabi Musa segera berjalan ditengah-tengah laut yang terbelah itu.
Setelah mereka sampai didaratan seberang, fir’aun tiba dan menyusul mereka melalui jalan dilaut yang terbelah. Namun ketika fir’aun dan para pengikutnya sampai dipertengahan mendadak laut terbelah itu mengatup kembali. Tenggelamlah fir;aun dan para pengikutnya. Semua binasa tanpa tersisa.
g.   Turunya Kitab Taurat
Sesudah selamat dari kejaran fir’aun,Musa dan pengikutnya meneruskan perjalanan. Diwaktu mereka kehausan dan tidak mendapat air nabi Musa memukulkan tongkatnya ke batu, maka dari batu itu memancarlah air yang dapat mereka minum. Sewaktu mereka berada di semenanjung Sinai mereka kepanasan, matahari seperti memanggang bumi. Tak ada tempat berteduh karena tak satupun pohon terlihat oleh mereka. Disaat seperti inilah Allah memberikan nikmatnya berupa awan yang melindungi perjalanan mereka.
Dan ketika kehabisan bekal, mereka minta kepada Nabi Musa agar Allah menurunkan makanan buat mereka. Allah kemudian member mereka makanan beruba manna dan salwa.
Mana rasanya manis seperti madu. Sedang salwa adalah burung puyuh yang datang berbondong-bondong silih berganti. Mendapat makanan yang baik itu mereka bukannya bersyukur malah mau minta makanan dari jenis yang lainnya lagi. Inilah kerewelan kaum bani israil.

B.     KISAH NABI HARUN A.S
Mengisahkan Nabi Harun tidak bias lepas dari kisah Nabi Musa. Karena ia adalah juru bicara Nabi Musa ketika menghadapi Fir’aun ataupun umat Nabi Musa itu sendiri.
Kisahnya dimulai ketika Nabi Musa berhasil membawa umatnya keluar dari Mesir dan selamat dari kejaran Fir’aun yang ingin membubuh mereka. Kini tibalah saatnya bagi Nabi Musa untuk menerima wahyu dari Allah. Ia memerintahkan Nabi Harun agar menjaga umatnya, jangan sampai mereka kufur, lalu Nabi Musa naik ke gunung Tursina untuk berkhalawat dan berpuasa selama empat puluh hari.
Diatas gunung Nabi Musa kemudian memohon kepada Allah: “ Ya Tuhan, dapatkah aku melihat Engkau ?” Allah berfirman :” Engkau tidak akan sanggup melihatku, tetapi cobalah lihat bukit itu, jika ia tetap berdiri tegap ditempatnya maka kau akan dapat melihat Ku.”
Lalu  Nabi Musa menoleh ke arah bukit atau gunung yang dimaksud. Seketika gunning yang dilihat hancur luluh tanpa meninggalkan bekas masuk kedalam perut bumi. Nabi Musa terperanjat, gemetear seluruh tubuhnyadan jatuh pingsan. Setelah sadar ia bertasbih dan bertahmid seraya memohon ampu atas kelancanganya itu :” Maha Besar Engkau wahai Tuhan, ampunilah aku dan terimalah taubatku dan aku akan menjadi orang pertama yang beriman kepada- Mu.” Selanjutnya Allah menurunkan Kitab Taurat yang berupa kepingan- kepingan batu. Didalamnya tertulis pedoman hidup dan penuntun beribadah kepada Allah swt.
1.      Patung Anak Sapi
Ketika Nabi Musa turun dari bukit Thursina ia terkejut. Kaumnya telah tersesat. Mereka berpesta pora dan menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas.
Nabi Musa menegur sodaranya yaitu Haru yang telah dititipi agar menjaga ummatnya. Nabi Harun berkata bahwa ia sudah memperingatkan mereka, namun mereka tak menganggapnya sebelah mata. Nabi Harun dianggap orang yang lemah.
Setelah diselidiki ternyata Samirilah orang yang mengajak orang- orang itu membuat patung anak sapi dan menyembahnya. Nabi Musa marah sekali. Samiri diusir, tidak boleh bergaul dengan masyarakat. Sebab Samiri terkena kutukan, jika ia disentuh atau menyentuh manusia maka badanya akan menjadi demam, panas itulah siiksa didunia, adapun nanti diakhirat ia akan dimasukan kedalam neraka.
Kemudian Nabi Musa memerintahkan kaumnya yang telah tersesat menyembah patung anak sapi supaya bertaubat kepada Allah dengan sebenar- benarnya taubat.
Tujuh puluh orang diantara kaumnya diajak ke bukit Thursina. Mereka adalah orang- orang terbaik. Diajak Nabi Musa untuk memohonkan ampun buat kaumnya yang berdosa.
Setibanya diatas bukit, datanglah awan tebal yang meliputi seluruh bukit. Nabi Musa dan kaumnya masuk kedalam awan itu dan mereka segera bersujud. Selagi bersujud itu mereka mendengar percakapaan Nabi Musa dengan Tuhanya. Pada saatitu timbulah keinginan dibenak mereka untuk melihat Allah.
Setelah Nabi Musa selesai bercakap- cakap dengan Allah, mereka berkata kepada Nabi Musa :” Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan terang.”
Sebagai jawaban kontan atas kelancangan mereka itu Allah mengirim halilintar yang menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus. Nabi Musa sedih melihat hasib kelompok tujuh puluh itu. Mereka adalah orang- orang terbaik yang dikumpulkan dari kaumnya. Ia memohon ke[ada Allah agar mereka diampuni dosanya dan dihidupkan lagi. Allah mengabulkan doanya, tujuh puluh orang yang sudah mati itu dihidupkan lagi. Nabi Musa kemudian menyuruh orang- orang itu bersumpah untuk berpegang teguh dengan kitab Taurat sebagai pedoman hidup. Melaksanakan perintahnya dan menjaui laranganya.
2.      Berbagai Pengalaman Nabi Musa
Pada suatu hari kaum Nabi Muasa bertanya. Adakah orang yang lebih pandai selain Musa? Nabi Musa menjawab tidak ada. Dialah orang yang terpandai diantara kaumnya. Namun Allah menunjukan kepada Nabi Musa bahwa masih ada hambanya yang jauh lebih pintar , lebih arif bijaksana daripada dirinya. Nabi Musa kemudian dipertemukan dengan Nabi Khidir dan berguru kepada Nabi Khidir. Ternyata benar, Nabi Khidir jauh lebih arif bijaksana daripada Nabi Musa.
Pada suatu hari ada peristiwa pembunuhan diantara kaum Nabi Musa. Untuk mengetahui pembunuh itu Nabi Musa memerintahkan kaumnya mencari sapi betina. Dengan lidah sapi betina itu nantinya mayat yang terbunuh akan dipukul dan pasti akan hidup lagi sesuai kehendak Allah. Namun kaum Bani Israil memang orang yang cerewet dan selalu banyak bertanya. Akibat sifat mereka yang jelek itu justru menyulitkan mereka sendiri. Andaikata mereka segera mencari seekor sapi betina temtu tidak akan repot tapi mereka mengajukan pertanyaan yang njlimet. Gemuk atau kuruskah sapi itu. Warnanya apa?
Nabi Musa menerangkan secara detail. Sapi itu berwarna kuning tua, belum pernah dipakai untuk membajak tanah, tidak cacat dan tidak ada belangnya. Setelah disebutkan cirri- cirinya mereka mencari sapi itu ksana kemari. Hamper- hamper saja mereka tak dapat menemukan sapi itu.
Begitu  sapi didapatkan mereka segera membawanya kehadapan Nabi Musa. Sapi disembelih, lidahnya dipukulkan ketubuh mayat orang yang terbunuh. Seketika orang itu hidup lagi dan menceritakan bahwa ia sebenarnya dibunuh oleh saudara sepupunya sendiri.  Nabi Musa juga pernah memperingatkan Qarun sihartawan kaya raya yang tiada duanya di dunia ini agar menyembah Allah dan mengeluarkan zakat. Namun Qarun tidak mau mengindahkan peringatan Nabi Musa. Sebagai hukuman, atas keingkaran dan kesombongan Qarun maka Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke tanah. Seketika bumi terbelah, gedung- gedung tempat Qarun menyimpan harta roboh tertelan bumi bersama Qarun itu sendiri.
Nabi Musa menentukan hari sabtu sebagai hari untuk berkumpul dan beribadah. Mereka yang mencari ikan dihari itu harus berhenti dulu untuk berkumpul. Namun banyak umatnya yang membangkang, akhirnya mereka dikutuk menjadi kera.

















DAFTAR PUSTAKA

Khalid Abu MA.kisah nyata Nabi dan Rasull.kendasar publisher.2003


Tidak ada komentar:

Posting Komentar