A.
KISAH NABI MUSA A.S
Musa dan harun sama-sama diutus untuk
berdakwah ke negri Mesir dan mengajak kaum Isroil menyembah Allah SWT. Musa dan
Harun adalah sama-sama keturunan keempat dari Nabi Yakub yang tinggal di Mesir
sejak Nabi Yusuf berkuasa di Mesir.
Mesir pada masa itu dikuasai oleh
Fir’aun. Kerajaannya luas dan kaya raya. Penduduknya terdiri dari dua bangsa.
Yang pertama bangsa asli mesir yaituorang qubti, sedang yang kedua adalah
orang-orang Israel yaitu keturunan Nabi Yaqub.
Kebanyakan orang-orang qubti menduduki jabatan-jabatan
tinggi. Sedang orang Israel hanya berkedudukan rendah, seperti para
buruh,pelayan dan pesuroh.
Fir’aun memerintah dengan tangan
besi. Ia dictator bengis yang tidak berperikemanusiaan. Mabuk dan rasuk pada
kekuasaan, sehingga ia berani menyebut dirinya Tuhan.
a.
Kelahiran Musa
Pada suatu hari seorang ahli Nujum datang menghadap
fir’aun bahwa menurut perhitungannya tak lama lagi bakal lahir seorang bayi
dari bangsa Israel yang kelak akan menjadi musuh dan menjatuhkan kekuasaannya.
Fir’aun berang mendengar laporan itu. Saat itu juga dia
memberikan perintah agar membunuh bayi laki-laki yang lehir dari kalangan
bangsa Israel.
Musa dilahirkan oleh pasangan suami istri Imran dan
Yukabad. Begitu mengetahui bahwa anaknya yang lahir adalah laki-laki.
Yukabad dan Imron panik. Jika tak segera disembunyikan
anak itu tentulah akan dibunuh oleh kaki tangan fir’aun.
Yukabad sangat sayang pada bayinya yang molek dan sehat
serta lucu itu. Ia tak rela bayi itu sampai terbunuh. Tapi untuk
menyembunyikannya terus menerus juga tak mungkin.
Allah memberikan ilham kepada ibu Nabi Musa itu membuat
peti tanah air lalu menghanyutkan Musa didalam peti di sungai nil. Kakak musa
diperintahkan mengikuti kemana peti itu hanyut dan ditangan siapakah musa nanti
ditemukan. Ternyata peti itu ditemukan putrid raja fir’aun. Peti dibuka setelah
tahu isinya bayi mereka bawa kehadapan ibu mereka yaitu istri fir’aun yang
bernana Aisyah.
Istri fir’aun sangat senang melihat bayi itu. Ia ingin
mengangkatnya sebagai anak. Maka diutarakan niatnya itu kepada fir’aun.
Mula-mula fir’aun menolak, namun atas bujukan istrinya
itu akhirnya ia setuju. Aisyahpun senang segera dicari inang yang menyusui
musa. Namun beberapa iang yang didatangkan tidak ada yang cocok, musa tak mau
menyedot tete susu inang-inang itu.
Kakak musa menawarkan ibunya untuk menjadi inang. Mereka
pura-pura tidak mengenal musa. Demikianlah karena disusui ibunya sendiri
akhirnya musa mau menete. Musa diserahkan kepada Yukabad sampai masa
menyusuinya selesai. Yukabad dapat upah bayaran yang cukup besar. Sesudah usia
masa menyusu, musa dikembalikan keistana fir’aun. Ia dididik sebagaimana anak raja
yang lainnya. Ia berpakaian seperti fir’aun mengendarai kendaraan fir’aun
sehingga dikenal sebagai pengeran Musa bin Fir’aun setelah musa dewasa Allah
menganugrahkan pangkat kenabian dan ilmu pengetahuan.
b.
Meninggalkan
Istana
Pada suatu hari Musa berjalan-jalan dikota ia melihat
orang qubti dan orang Israel sedang berkelahi. Karena keadaan tak seimbang Musa
membela orang Israel. Orang qubti tidak mau diajak damai. Musa menjadi marah
orang itu langsung dipukulnya. Sekali tempeleng orang itu mati.
Ada seorang saksi melihat kejadian itu. Musa dilaporkan
kepada fir’aun. Setelah fir’aun tau bahwa musa membela orang Israel ia segera
memerintahkan orang untuk menangkap Musa.
Musa melarikan diri, tujuannya ke negeri Madyan. Ia
menyesal telah membunuh orang. Ia bertaubat dan memohon ampun kepada Allah.
Allah mengabulkan doanya dan ia diampuni.
Dari Mesir ke Madyan harus ditempuh jalan kaki selama
delapan hari. Karena kelelahan dan merasakan lapar, musa beristirahat dibawah
pepohonan.
Tak jauh dari tempatnya beristirahat ia melihat dua
orang wanita cantik sedang berebut untuk mendapatkan air disumur guna member
minum ternak yang mereka gembalakan. Gadis-gadis cantik itu berebutan dengan
sekelompok pria kasar yang mau menang sendiri.
Musa segera bergerak menolong dua gadis itu. Laki-laki kasar tadi
mencoba melawan Musa tapi Musa dapat mengalahkan mereka.
c.
Musa Menikah
Kedua orang gadis itu melaporkan apa yang telah
dialaminya kepada ayah mereka dirumah. Ayah mereka yaitu Nabi Syu’aib
memerintahkan kepada anak gadisnya untuk mengundang musa kerumah mereka.
Musa memenuhi undangan itu. Keluarga itu senjang melihat
kedatangan Musa, sikapnya sopan dan tampak sekali jika ia seorang pemuda
berpendidikan dari kalangan bangsawan.
Musa kemudian menceritakan peristiwa yang membuatnya
terusir dari negeri mesir. Nabi Syu’aib kemudian menyarankan agar musa tinggal
dirumahnya supaya terhindar dari orang-orang fir’aun.
Atas saran anaknya. Nabi Syu’aib kemudian bermaksud
mengawinkan Musa dengan salah seorang putrinya. Musa diminta bekerja
mengembalakan ternak-ternak Nabi Syu’aib selama delapan tahun. Itu adalah
syarat atau mas kawinnya. Musa setuju malah ia menggenapkannya menjadi sepuluh
tahun untuk menggembalakan ternak Nabi Syu’aib.
Musa menjalani masa perjanjiannya dengan Nabi Syu’aib
dengan sabar. Selama itu nampaklah bagi keluarga Syu’aib bahwa Musa adalah
pemuda kuat, perksa, jujur dan dapat dipercaya. Tak salah jika Nabi Syu’aib
mengambilnya sebagai menantu.
Musa sangat bahagia hidup bersama istrinya. Nabi Syu’aib
juga merasa lega karena anaknya mendapat pelindung yang dapat dipercaya.
Setelah bertahun-ytahun hidup dinegeri Madyan dengan istrinya,pada suatu hari
Musa ingin kembali ke Mesir.
d.
Kembali Ke Mesir
Musa sadar bahwa tidak mustahil orang-orang mesir masih
akan mencarinya.maka ia menempuh perjalanan ke Mesir dengan jalan memutar.
Tidak melalui jalan biasa. Istrinya turut menemani perjalanan Musa.
Pada suatu malam Musa dan Istrinya tersesat. Tak tau
arah mana yang harus ditempuh untuk meneruskan perjalanan ke Mesir. Disaat
itulah ia melihat api yang terang benderang diatas sebuah bukit.
Musa berkata kepada istrinya :”Tunggulah disini, aku
akan mengambil api itu untuk menerangi perjalanan kita”.
Istrinya menurut. Musa menghampiri api itu. Setelah ia
dekat dengan api itu tiba-tiba terdengar seruan :”Hai Musa! Aku ini adalah
Tuhanmu,maka tanggalkankan kedua terompahmu.sesungguhnya kamu berada dilembah
yang suci, thuwa. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan
diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
Inilah wahyu pertama yang diterima langsung oleh Nabi
Musa. Ia telah diangkat sebagai Nabi dan Rosul. Selanjutnya ia dibekali pula
mukjizat sebagi bekal untuk berhadapan dengan fir’aun.
Nabi Musa diperintahkan Tuhan supaya meletakan tongkat
yang dipegangnya ketanah. Tongkat pemberian mertuanya itu mendadak berubah
menjadi seekor ular yang besar. Musa ketakutan dan berlari menjauh.
Allah
berfirman :”Jangan takut, peganglah ular itu. Kami akan mengembalikannya
seperti keadaannya semuala.”
Maka
ketika ular itu ditangkap mendadak berubah lagi menjadi sebatang tongkat.
Mukjizat kedua, Allah memerintahkan Nabi Musa mengepitkan tangannya keketiak,
setelah perintahnya itu dilaksanakan tangannya menjadi putih cemerlang Allah
kemudian memerintahkan Musa berangkat ke Mesir untuk berdakwah kepada fir’aun.
Musa merasa takut karena dulu pernah membunuh orang mesir, tapi Allah
menjanjikan perlindungan untuknya maka hati Musa menjadi tentram. Ia juga minta
saudaranya Harun agar dipertemukan dengannya untuk bersama-sama menghadap
fir’aun, sebab Harun lebih fasih berbicara dan berdebat.
Permintaan
musa dikabulkan. Harun yang masih berada dimesir digerakan hatinya sehingga
berjalan menemui Musa. Bersama-sama kemudian mereka menghadap fir’aun. Bertemu
dengan seorang raja yang mengaku dirinya Tuhan bukanlah hal yang mudah. Mereka
harus melalui lika-liku birokrasi dan protokoler yang rumit. Namun akhirnya
mereka dapat bertemu juga.
Fir’aun didampingi beberapa penasehat dan para pejabat
pemmerintah lainnya. “Siapakah kamu berdua ini?” tanya fir’aun.
Musa menjawab :” kami Musa dan Harun adalah pesuruh
Allah. Kami diutus kepadamu agar kau membebaskan bangsa Israel dari perbudakan
dan penindasanmu dan menyerahkan kepada kami agar mereka menyembah kepada Allah
dengan leluasa dan menghindari siksaannmu.”
Fir’aun tertawa sinis dan mengejek Musa dengan
mengatakan bahwa Musa tidak tahu diri. Dulu ia diasuh dan dibesarkan diIstana
Mesir kini malah berbalik menentang fir’aun. Musa dianggap orang yang tak tau
balas budi. Musa menganggap bahwa semua itu dikarenakan ulah fir’aun sendiri.
Seandainya fir’aun tidak memerintahkan membunuh bayi laki-laki, tidak mungkin
ia dihanyutkan ke sungai nil dan akhirnya ditemukan dan diambil sebagai anak
angkat oleh istri fir’aun. Jadi, musa merasa tidak berhutang budi hanya fir’aun
sendiri yang menyebabkan semua itu terjadi.
Musa berkata:” Adapun mengenai pembunuhan yang dulu
kulakukan adalah akibat godaan setan, namun peristiwa itu akhirnya menjadi
rahmah terselubung bagiku. Sebab dalam pengembaraanku setelah aku melarikan
diri dari negrimu, aku dikaruniai hikmah dan ilmu oleh Allah dan aku diutus
sebagai Rasul, maka datanglah aku kepadamu untuk mengajak engakau dan kaummu
menyembah Allah dan meninggalkan kezaliman serta penindasanmu terhadap kaum
bangsa Israel”.
“Siapakah Tuhan yang kau sebut-sebut itu,Musa” Tanya
Fir’aun.”Adakah Tuhan lain diatas bumi ini selain aku yang patut disembah dan
dipuja/”
“Ya ada, yaitu Tuhamnu dan Tuhan nenek moyangmu serta Tuhan seluruh
alam semesta,”jawab Musa.
Demikianlah terjadi perdebatan antara musa dan fir’aun.
Fir’aun sama sekali tak dapat menolak hujah dan alas an Musa yang diwakili
Harun. Fir’aun akhirnya mengancam Musa dan Harun dengan berkata:”Hai Musa, jika
engkau mengakui Tuhan selain aku maka pastiengkau kumasukan kedalam penjara!”
Musa berkata:”Apakah engkau akan memenjarakan aku
walaupun aku dapat membuktikan dan memberikan tanda-tanda kebenaran dakwahku?”
Fir’aun menantang dan berkata:”Datanglah tanda-tanda
yang dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika memang kau benar-benar tidak tidak
berdusta.”
e.
Musa dan Para
Ahli Sihir Fir’aun
Musa kemudian melemparkan tongkatnya. Mendadak berubah
menjadi ular yang merayap kearah fir’aun. Fir’aun lari ketakutan dan minta agar
musa menangkap ularnya lagi.
Begitu ditangkap ular itu berubah menjadi tongkat
lagi.”Adakah bukti kebenaranmu yang lain?”tanya Fir’aun.
Musa kemudian memasukan tangannya kedalam baju dan
ketika dikeluarkan lagi tangan itu menjadi putih cemerlang, menyilaukan mata
fir’aun dan para pejabatnya.
Meski mukjizat Nabi Musa telah dikeluarkan fir’aun tetap
belum percaya. Ia mengiraMusa telah mengeluarkan ilmu sihir maka ia hendak
mengumpulkan ahli-ahli sihir diseluruh kerajaan Mesir untuk bertanding dengan
Musa.
Tantangan itu disampaikan kepada Musa dan sudah
ditentukan waktunya pula. Musa menyanggupi tantangan itu.
Pada hari yang telah ditentukan berkumpullah para ahli
sihir ditempat yang telah ditentukan pula. Rakyat turut menyaksikan pula adu
kepandaian sihir itu.
Setelah semua berkumpul,fir’aun member aba-aba agar
pertandingan dimulai. Musa mempersilahkan para ahli sihir andalan fir’aun untuk
menampilkan kebolehan lebih dulu. Mereka melemparkan tali dan tongkat-tongkatnya.
Tak lama kemudian tali-tali dan tongkat yang mereka lemparkan berubah menjadi
ular jumlahnya ribuan ekor. Fir’aun tertawa bangga menyaksikan kebolehan para
ahli sihirnya. Rakyat banyak juga yang terkagum-kagum.
Dengan tenang Nabi Musa melemparkan tongkatnya, tongkat
itu segera berubah menjadi ular yang sangat besar dan langsung memakan
ular-ular ahli sihir fir’aun.
Dalam waktu singkat ular-ular para ahli sihir itu habis
ditelan ular Nabi Musa. Para ahli sihir itu terbelalak heran. Apa yang
ditampilkan Nabi Musa bukanlah sihir seperti yang mereka pelajari dari setan.
Sadar hal itu para ahli sihir sama berlutut dan menyatakan diri menjadi
pengikut ajaran Nabi Musa. Mereka bertaubah dan akan menyembah hanya kepada
Allah.
Fir’aun murka melihat pembelotan para ahli sihir yang
telah bartaubat itu. Ia mengancam akan menyiksa para ahli sihir itu dengan
siksaan diluar batas perikemanusiaan. Namun para ahli sihir itu tiada merasa
takut, mereka tetap memilih menjadi pengikut Nabi Musa.
Sejak saat itu terdapat dua aliran di Mesir. Yang
pertama mereka menyembah Fir’aun dan kedua para pengikut Nabi Musa.
Namun para pengikut Nabi Musa makin lama makin banyak
jumlahnya, Sebab ajaran Nabi Musa sangat jelas dan mereka dihormati sebagi
makhluk Tuhan sama seperti lainnya. Tidak dengan demikian dengan Fir’aun yang
selalubertindak bengis dan kejam.
f.
Kehancuran
Fir’aun dan Pengikutnya
Kebengisan Fir’aun semakin menjadi-jadi. Para pengikut
Nabi Musa disiksa diluar batas agar menjadi
kafir dan mengikuti perintah
Fir’aun.
Nabi Musa kemudian berdo’a agar Allah meninpakan azab
kepada Fir’aun dan para pengikutnya. Do’anya dikabulkan. Mesir dilanda kemarau
panjang sehingga banyak panen yang gagal. Tanaman dan Pepohonan banyak yang
mati. Disusul badai topan yang merobohkan rumah-rumah mereka, jutaan belalang
didatangkan menyerbu hewan dan perkebunan, juga kutu dan katak. Terakhir semua
air dinegeri Mesir mendadak berubah menjadi darah. Wabah penyakit melanda
dimana-mana, setiap anak laki-laki bangsa mesir mendadak mati tidak terkecuali
anak-anaknya fir’aun sendiri termasuk putra mahkotanya.
Dalam keadaan demikian mereka mendatangi Nabi Musa agar
berdoa kepada Tuhan untuk mencabut azab itu. Nabi Musa mau berdoa setelah
fir’aun akan berjanji menbiarkan kaum bani israil pergi dari mesir bersama
Musa.
Namun setelah azab itu berhenti dan keadaan menjadi
normal fir’aun mengingkari janjinya. Kaum bani israil yang menjadi buruh, budak
dan sebagainya tetap diperintahkan bekerja di Mesir dan para pengikut Nabi Musa
masih banyak yang disiksanya.
Dalam keadaan demikian datanglah wahyu dari Allah agar
musa mengajak kaumnya pergi meninggalkan Mesir.
Mereka berangkat secara diam-diam dimalam hari. Takut
ketahuan fir’aun. Namun akhirnya fir’aun mengetahuinya juga. Ia dan bala
tentaranya segera menyusul rombongan Nabi Musa.
Syahdan, rombongan Musa telah sampai ditepi laut merah.
Mereka tak dapat melanjutkan perjalanan karena terhalang laut. Para pengikut
Nabi Musa panic karena fir’aun dari kejauhan sudah tampak bersama bala
tentaranya yang akan membunuh mereka.
“Jangan takut Tuhan bersama kita,” kata Nabi Musa sambil
memukulkan tongkatnya ke laut. Seketika laut itu terbelah. Para pengikut Nabi
Musa segera berjalan ditengah-tengah laut yang terbelah itu.
Setelah mereka sampai didaratan seberang, fir’aun tiba
dan menyusul mereka melalui jalan dilaut yang terbelah. Namun ketika fir’aun
dan para pengikutnya sampai dipertengahan mendadak laut terbelah itu mengatup
kembali. Tenggelamlah fir;aun dan para pengikutnya. Semua binasa tanpa tersisa.
g.
Turunya Kitab
Taurat
Sesudah selamat dari kejaran fir’aun,Musa dan
pengikutnya meneruskan perjalanan. Diwaktu mereka kehausan dan tidak mendapat
air nabi Musa memukulkan tongkatnya ke batu, maka dari batu itu memancarlah air
yang dapat mereka minum. Sewaktu mereka berada di semenanjung Sinai mereka
kepanasan, matahari seperti memanggang bumi. Tak ada tempat berteduh karena tak
satupun pohon terlihat oleh mereka. Disaat seperti inilah Allah memberikan
nikmatnya berupa awan yang melindungi perjalanan mereka.
Dan ketika kehabisan bekal, mereka minta kepada Nabi
Musa agar Allah menurunkan makanan buat mereka. Allah kemudian member mereka
makanan beruba manna dan salwa.
Mana rasanya manis seperti madu. Sedang salwa adalah
burung puyuh yang datang berbondong-bondong silih berganti. Mendapat makanan
yang baik itu mereka bukannya bersyukur malah mau minta makanan dari jenis yang
lainnya lagi. Inilah kerewelan kaum bani israil.
B.
KISAH NABI HARUN
A.S
Mengisahkan Nabi Harun tidak bias lepas dari kisah Nabi
Musa. Karena ia adalah juru bicara Nabi Musa ketika menghadapi Fir’aun ataupun
umat Nabi Musa itu sendiri.
Kisahnya dimulai ketika Nabi Musa berhasil membawa
umatnya keluar dari Mesir dan selamat dari kejaran Fir’aun yang ingin membubuh
mereka. Kini tibalah saatnya bagi Nabi Musa untuk menerima wahyu dari Allah. Ia
memerintahkan Nabi Harun agar menjaga umatnya, jangan sampai mereka kufur, lalu
Nabi Musa naik ke gunung Tursina untuk berkhalawat dan berpuasa selama empat
puluh hari.
Diatas gunung Nabi Musa kemudian memohon kepada Allah: “
Ya Tuhan, dapatkah aku melihat Engkau ?” Allah berfirman :” Engkau tidak akan
sanggup melihatku, tetapi cobalah lihat bukit itu, jika ia tetap berdiri tegap
ditempatnya maka kau akan dapat melihat Ku.”
Lalu Nabi Musa
menoleh ke arah bukit atau gunung yang dimaksud. Seketika gunning yang dilihat
hancur luluh tanpa meninggalkan bekas masuk kedalam perut bumi. Nabi Musa
terperanjat, gemetear seluruh tubuhnyadan jatuh pingsan. Setelah sadar ia
bertasbih dan bertahmid seraya memohon ampu atas kelancanganya itu :” Maha
Besar Engkau wahai Tuhan, ampunilah aku dan terimalah taubatku dan aku akan
menjadi orang pertama yang beriman kepada- Mu.” Selanjutnya Allah menurunkan
Kitab Taurat yang berupa kepingan- kepingan batu. Didalamnya tertulis pedoman
hidup dan penuntun beribadah kepada Allah swt.
1.
Patung Anak Sapi
Ketika Nabi Musa turun dari bukit Thursina ia terkejut.
Kaumnya telah tersesat. Mereka berpesta pora dan menyembah patung anak sapi
yang terbuat dari emas.
Nabi Musa menegur sodaranya yaitu Haru yang telah dititipi
agar menjaga ummatnya. Nabi Harun berkata bahwa ia sudah memperingatkan mereka,
namun mereka tak menganggapnya sebelah mata. Nabi Harun dianggap orang yang
lemah.
Setelah diselidiki ternyata Samirilah orang yang
mengajak orang- orang itu membuat patung anak sapi dan menyembahnya. Nabi Musa
marah sekali. Samiri diusir, tidak boleh bergaul dengan masyarakat. Sebab
Samiri terkena kutukan, jika ia disentuh atau menyentuh manusia maka badanya
akan menjadi demam, panas itulah siiksa didunia, adapun nanti diakhirat ia akan
dimasukan kedalam neraka.
Kemudian Nabi Musa memerintahkan kaumnya yang telah
tersesat menyembah patung anak sapi supaya bertaubat kepada Allah dengan
sebenar- benarnya taubat.
Tujuh puluh orang diantara kaumnya diajak ke bukit
Thursina. Mereka adalah orang- orang terbaik. Diajak Nabi Musa untuk memohonkan
ampun buat kaumnya yang berdosa.
Setibanya diatas bukit, datanglah awan tebal yang
meliputi seluruh bukit. Nabi Musa dan kaumnya masuk kedalam awan itu dan mereka
segera bersujud. Selagi bersujud itu mereka mendengar percakapaan Nabi Musa
dengan Tuhanya. Pada saatitu timbulah keinginan dibenak mereka untuk melihat
Allah.
Setelah Nabi Musa selesai bercakap- cakap dengan
Allah, mereka berkata kepada Nabi Musa :” Kami tidak akan beriman kepadamu
sebelum kami dapat melihat Allah dengan terang.”
Sebagai jawaban kontan atas kelancangan mereka itu Allah
mengirim halilintar yang menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus. Nabi
Musa sedih melihat hasib kelompok tujuh puluh itu. Mereka adalah orang- orang
terbaik yang dikumpulkan dari kaumnya. Ia memohon ke[ada Allah agar mereka
diampuni dosanya dan dihidupkan lagi. Allah mengabulkan doanya, tujuh puluh
orang yang sudah mati itu dihidupkan lagi. Nabi Musa kemudian menyuruh orang-
orang itu bersumpah untuk berpegang teguh dengan kitab Taurat sebagai pedoman
hidup. Melaksanakan perintahnya dan menjaui laranganya.
2.
Berbagai
Pengalaman Nabi Musa
Pada suatu hari kaum Nabi Muasa bertanya. Adakah orang
yang lebih pandai selain Musa? Nabi Musa menjawab tidak ada. Dialah orang yang
terpandai diantara kaumnya. Namun Allah menunjukan kepada Nabi Musa bahwa masih
ada hambanya yang jauh lebih pintar , lebih arif bijaksana daripada dirinya.
Nabi Musa kemudian dipertemukan dengan Nabi Khidir dan berguru kepada Nabi
Khidir. Ternyata benar, Nabi Khidir jauh lebih arif bijaksana daripada Nabi
Musa.
Pada suatu hari ada peristiwa pembunuhan diantara kaum
Nabi Musa. Untuk mengetahui pembunuh itu Nabi Musa memerintahkan kaumnya
mencari sapi betina. Dengan lidah sapi betina itu nantinya mayat yang terbunuh
akan dipukul dan pasti akan hidup lagi sesuai kehendak Allah. Namun kaum Bani
Israil memang orang yang cerewet dan selalu banyak bertanya. Akibat sifat
mereka yang jelek itu justru menyulitkan mereka sendiri. Andaikata mereka
segera mencari seekor sapi betina temtu tidak akan repot tapi mereka mengajukan
pertanyaan yang njlimet. Gemuk atau kuruskah sapi itu. Warnanya apa?
Nabi Musa menerangkan secara detail. Sapi itu berwarna
kuning tua, belum pernah dipakai untuk membajak tanah, tidak cacat dan tidak
ada belangnya. Setelah disebutkan cirri- cirinya mereka mencari sapi itu ksana
kemari. Hamper- hamper saja mereka tak dapat menemukan sapi itu.
Begitu sapi
didapatkan mereka segera membawanya kehadapan Nabi Musa. Sapi disembelih,
lidahnya dipukulkan ketubuh mayat orang yang terbunuh. Seketika orang itu hidup
lagi dan menceritakan bahwa ia sebenarnya dibunuh oleh saudara sepupunya
sendiri. Nabi Musa juga pernah
memperingatkan Qarun sihartawan kaya raya yang tiada duanya di dunia ini agar
menyembah Allah dan mengeluarkan zakat. Namun Qarun tidak mau mengindahkan
peringatan Nabi Musa. Sebagai hukuman, atas keingkaran dan kesombongan Qarun
maka Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke tanah. Seketika bumi terbelah, gedung-
gedung tempat Qarun menyimpan harta roboh tertelan bumi bersama Qarun itu
sendiri.
Nabi Musa menentukan hari sabtu sebagai hari untuk berkumpul dan
beribadah. Mereka yang mencari ikan dihari itu harus berhenti dulu untuk
berkumpul. Namun banyak umatnya yang membangkang, akhirnya mereka dikutuk
menjadi kera.
DAFTAR PUSTAKA
Khalid Abu MA.kisah
nyata Nabi dan Rasull.kendasar publisher.2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar