KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mandiri. Sholawat serta salam senantiasa
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, serta kelurga, para sahabatnya
Rodiallahhuanhu dan para pengikutnya yang istiqomah dalam menegakkan
panji-panji Islam dan menjalankan sunnah-sunnahnya.
Tugas
mandiri ini diajukan sebagai salah satu
tugas mandiri dari mata kuliah
Filsafat pendidikan Islam. Saya mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Wahyudiana M.Pd yang telah memberikan tugas mandiri, dan yang telah
memberikan ilmunya kepada kita semua, termasuk aku sebagai mahasiswanya. Yang
menarik dari beliau yaitu beliau tidak ingin peserta didiknya ketinggalan dalam
mata kuliahnya, sehingga. Walaupun ada salah satu mahasiswa/i telat lebih dari
lima belas menit, tetap dipersilakan masuk untuk mengikuti pembelajaran
Semoga tugas mandiri ini berguna bagi pembaca dan kami sebagai
penulis akan menerima saran-saran perbaikan dengan senang hati dari dosen
Soal
1.
Jelaskan
pengetian filsafat,baik secara etimologis maupun terminologi?
2.
Apa yang
dimaksud pemikiran spekulatif dalam filsafat?
3.
Bagaimana
pendapat Plato dan Aristoteles tentang yang disebut kebenaran?
4.
Jelaskan
pengertian filsafat pendidikan menurut Prof.Dr.Imam Barnadib!
5.
Jelaskan
hubungan fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan!
Jawaban
1.
Secara
Etimologi Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata
serapan dari bahasa Arab yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia.
Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia
= persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan").
Sehingga arti harfiah atau segi bahasa/terminologis,
filsafat keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijakan, atau keinginan
mendalam untuk menjadi bijak
Selain itu
filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Jadi seorang yang berfilsafat adalah merupakan
salah satu kegiatan/ pemikiran manusia memiliki peran yang penting dalam
menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi
tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang
dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri
yaitu radikal, sistematis dan universal. Untuk ini filsafat menghendaki lah
pikir yang sadar, yang berarti teliti dan teratur. Berarti bahwa manusia
menugaskan pikirnya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang
ada, berusaha menyerap semua yang bersal dari alam, baik yang berasal dari
dalam dirinya atau diluarnya.
2.
Pemikiran
spekulatif dalam filsafat
Penetapan kriteria yang disebut benar,baik,indah,jahat,buruk,diawali
dengan membuwat dugaan yang masuk akal mengenai suatu hal
Filsafat Spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistimais tentang segala
yang ada. Mengapa mereka menggunakan cara berpikir cara demikian? Mengapa
mereka tidak mencari kandungan yang tersurat, seperti halnya ahli sains
mempelajari aspek khusus realita? Jawaban-nya adalah bahwa jiwa manusia ingin
melihat segala sesuatu sebagai sesuatu keseluruhan. Mereka ingin memahami
bagaimana menemukan totalitas yang bermakna dari realitas yang berbeda dan
beraneka ragam.
Filsafat spekulatif tergolong filsafat tradisional. Dalam hal ini filsafat dianggap sebagai sesuatu bangunan pengetahuan (body of knowledge). Filsafat Yunani kuno, seperti filsafat Socrates, Plato, Aristoteles, dan filsafat lainnya, dapat dijadikan paradigma bagi seluruh filsafat spekulatif. Filsafat spekulaitf merenungkan secara rasional spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya dengan segala yang ada pada jagat raya ini. Filsafat berusaha untuk menjawab suluruh pertanyaan yang berkaitan dengan manusia : eksisitensinya, fitrahnya di alam semesta ini, dan hubungannya dengan kekuatan-kekuatan supernatural. Filsafat spekulatif memiliki rasa kebebasan untuk membicarakan apa saja yang ia sukai. Mereka berasumsi bahwa manusia memiliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi, sehingga Aritoteles sendiri mengemukakan bahwa manusia merupakan : animal rationale. Dengan penalaran intelektualnya, mereka berusha membangun pemikiran tentang manusia dan masyarakat.
Filsafat spekulatif tergolong filsafat tradisional. Dalam hal ini filsafat dianggap sebagai sesuatu bangunan pengetahuan (body of knowledge). Filsafat Yunani kuno, seperti filsafat Socrates, Plato, Aristoteles, dan filsafat lainnya, dapat dijadikan paradigma bagi seluruh filsafat spekulatif. Filsafat spekulaitf merenungkan secara rasional spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya dengan segala yang ada pada jagat raya ini. Filsafat berusaha untuk menjawab suluruh pertanyaan yang berkaitan dengan manusia : eksisitensinya, fitrahnya di alam semesta ini, dan hubungannya dengan kekuatan-kekuatan supernatural. Filsafat spekulatif memiliki rasa kebebasan untuk membicarakan apa saja yang ia sukai. Mereka berasumsi bahwa manusia memiliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi, sehingga Aritoteles sendiri mengemukakan bahwa manusia merupakan : animal rationale. Dengan penalaran intelektualnya, mereka berusha membangun pemikiran tentang manusia dan masyarakat.
Plaoto sebagai pelopor filsafat idealisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan dengan manusia, masyarakat, dan eksistensi manusia dalam lama ini. Ia bebicara tetentang susunan masyarakat, politik (pemerintahan), nilai/moral, pengetahuan dan kebenaran, dan juga sampai pembicaraan kekuatan supernatural Aristoteles sebagai pelopor realisme klasik membicarakan politik biologi, fisika, nilai abadi, badan, dan jiwa. John Dewey membangun filsafat pragmatisme, berbicara tentang manusia, jagat raya yang bersifat fisik dan natural, berbicara tentang pengetahuan empiris dan teruji oleh pengalaman, dan juga berbicara tentang nilai. Tetapi, filsafat Dewey tidak sampai pada pembicaraan supernatural. Pada dasarnya Dewey berpikir spekulatif, walaupun pada akhirnya ia berpandangan eksperimental.
Filsafat spekulatif mencari keteraturan dan keseluruhan yang diterapkan, bukan pada suatu intem pengalaman khusus, melainkan pada semua pengalaman dan pengetahuan. Singkatnya, filsafat spekulatif adalah suatu upaya mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berpikir dan keseluruhan pengalaman.
3.
Menurut Plato ” Kebenaran”
sebagai suatu ketakter tersembunyian adanya itu tidak dapat dicapai manusia
selama hidupnya di dunia ini. Pengertian kebenaran seperti ini sama dengan
pendapat Thomas Aquinas sebagai kebenaran ontoiogis.
Aritoteles dapat memahami kebenaran lebih memusatkan perhatiannya
pada kualitas pernyataan yang dibuat oleh subjek penahu ketika ia menegaskan
suatu putusan entah secara afirmatif atau negatif itu tergantung pada apakah
putusan yang bersangkutan sebagai pengetahuan dalam diri subjek penahu itu
sesuai atau tidak dengan kenyataannya. Di sini kebenaran dimengerti sebagai
persesuaian antara subjek sipenahu dengan objek yang diketahui. Bagi Aritoteles
subjek yang mengetahui lebih penting daripada objek yang diketahui, sebagaimana
dalam pandangan Plato, walaupun demikian bagi Aristoteles pun pengetahuan yang
paling benar dan paling luhur baru dimiliki kalau
4.
Menurut Imam Barnadib
Filsafat pendidik adalah ilmu yang hakekatnya merupakan jawaban dari
pertanyan-pertanyan dalam bidang pendidikan dan
merupakan aplikasi sesuatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan.
5.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan
a.
Filsafat dalam arti filosofis merupakan satu
pendekatan yang dipakai dalam memecahkan problematika pendidikan dan
menyusun teori pendidikan dari para
ahli.
b.
Filsafat fungsi memberi arah bagi teori
pendidikan yang telah ada dan menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki
Relevansi dengan kehidupan nyat
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib Imam,( 1982)Filsafat Pendidikan.FIK IKIP Yogyakarta.
Ikhsan Fuad.2010.Filsafat Iimu.Jakarta:Reneka Cipta.
Tafsir
Prof.Dr.Ahmad. (2008). Filsafat Umum AKAL DAN Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA
Koeto wibisono.(1997).Dasar-dasar filsafat.Jakarta :Universitas Terbuka
http://marskrip.blogspot.com/2009/12/pengertian-filsafat.html diakses 4 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar