Sabtu, 25 Juli 2015

RUANG LINGKUP PENGAJARAN AGAMA ISLAM DAN TUJUAN PENGAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pendidikan sangat diperlukan sebagai proses yang mampu membangun potensi manusia menuju kemajuan dalam segala aspek. Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-qur’an dan Al-Sunnah.
Kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih dewasa ini telah menimbulkan berbagai macam perubahan dalam kehidupan manusia, termasuk perubahan dalam tatanan sosial dan moral. Dibalik kemajuan yang demikian pesat itu, mulai terasa pengaruh yang kurang menggembirakan, yaitu mulai tampak dan terasa nilai-nilai luhur agama, adat dan norma sosial yang selama ini sangat diagungkan bangsa indonesia mulai menurun bahkan kadangkala diabaikan, karena ingin meraih kesuksesan dalam karier dan kehidupan. Untuk menangkal kesemuanya ini salah satu upaya yang dianggap ampuh adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama khususnya pendidikan agama Islam. Sebab pendidikan agama Islam berorientasi pada pembekalan kemampuan intelektual tinggi yang memiliki akhlaqul karimah yang baik.
Pendidikan haruslah dilihat sebagai bagian yang utuh, yang memposisikan guru, materi pelajaran yang diberikan, proses pendidikan, lingkungan rumah, sosial atau masyarakat, ekonomi, dan budaya lingkungan siswa sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembentukan karakter (building) siswa menjadi anak yang sholeh.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan di sampaikan pemakalah tentang Ruang Lingkup Pengajaran PAI yaitu membahas :
1. Apa itu Ruang Lingkup Pengajaran PAI?
2. Apa Tujuan Pembelajaran?


C. Tujuan
Tujuan dalam penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Metode Pembelajaran PAI adalah untuk mengetahui Apa itu Ruang Lingkup Pengajaran PAI? Apa Tujuan Pembelajaran?


BAB II
PEMBAHASAN

  1. RUANG LINGKUP PENGAJARAN AGAMA
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
  1. Pengajaran Keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.

  1. Pengajaran Akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.

  1. Pengajaran Ibadat
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.





  1. Pengajaran Fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Pengajaran Ushul Fiqih
Pengajaran ushul fiqih adalah suatu ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syari’at Islam dari sumbernya.

  1. Pengajaran Qiraat Qur’an
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

  1. Pengajaran Tafsir
Pengajaran Tafsir maksudnya “pengajaran tafsir al-qur’an”. Tafsir adalah bahasa arab yang diartikan dengan “tabyin”, artinya penjelasan. Kalau penjelasan itu hanya alih bahasa, maka tafsir adalah uraian penjelasan terhadap arti al-qur’an ; yang berarti lenih luas dan lebih jelas dari alih bahasa. Menurut Al-Kilby dalam kitab Tas-hienya, tafsir itu ialah uraian arti al-qur’an, penjelas maknanya dan penjelas apa yang dimaksud oleh teksnya, oleh isyaratnya atau oleh rahasia yang terkandung di dalamnya. Dalam bahasa Indonesia kata “Tafsir” ini sudah dipahami orang secara umum.






  1. Pengajaran Ilmu Tafsir
Ilmu Tafsir ialah sekelompok teori (ilmu) yang dapat digunakan untuk menafsirkan al-qur’an. Pengajaran ilmu tafsir berarti proses kegiatan belajar-mengajar yang berisi bahan ilmu tafsir. Dalam pengajaran ini dibicarakan sejumlah teori atau ilmu yang berhubungan dengan berbagai petunjuk dan ketentuan untuk menafsirkan al-qur’an.

  1. Pengajaran Hadits
Arti asli dari “hadis” ialah “baru”. Didalam al-qur’an kata hadis ini berarti berita (kabar). Hadis Nabi berarti Berita dari Nabi. Menurut para ahli ilmu Hadis itu ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad saw, baik merupakan perkataan, perbuatan, ketetapan, atau sifat fisik/kepribadian.

  1. Pengajaran Ilmu Hadits
Ilmu hadis ialah sekelompok teori (ilmu) yang dapat digunakan untuk mempelajari hadis, baik dari segi wurudnya, dari segi matan dan maknanya, dari segi riwayat, dan dirayahnya, dari segi sejarah dan tokoh-tokohnya, dari segi dapat dianggap menjadi dalil atau tidaknya; dan dari istilah-istilah yang digunakan dalam menilainya; ataupun dari segi syarat-syarat dan berbagai ketentuan dalam memahaminya.
  1. Pengajaran Tarikh Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

  1. Pengajaran Tarikh Tasyiri’
Tarikh tasyiri’ lengkapnya “Tarikh Tasyiri’ Islami” artinya sejarah persyari’atan ajaran (hukum) Islam. Sejarah resminya berlaku ajaran Islam. Pengajaran ini sebenarnya pengajaran sejarah yang sudah dikembangkan yang materinya khusus mengenai ajaran atau hukum islam.


Prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam, antara lain :
    1. Pendidikan Islam sebagai suatu proses pengembangan diri.
Manusia adalah makhluk paedagogik, yaitu makhluk Allah yang dapat dididik dan dapat mendidik. Potensi ini merupakan pemberian Allah berupa akal-pikiran, perasaan, nurani, yang akan dijalankan manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk yang bermasyarakat. Potensi yang besar tidak akan bisa kita manfaatkan jika kita tidak berusaha untuk mengaktifkan, mengembangkan dan melatihnya. Hal itu membutuhkan sebuah proses yang akan memakan waktu, tenaga bahkan biaya, tetapi mengingat potensi yang luar biasa yang kita akan raih hal itu tidak ada artinya apa-apa. Jadi pendidikan adalah proses untuk mengembangakan potensi diri.
    1. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bebas.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang diberikan kebebasan dalam berkehendak dan memilih,namun kebebasan yang dimiliki oleh manusia harus tetap berada dalam aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai pencipta dari manusia tersebut agar kehidupan manusia berjalan di atas rel yang telah ditentukan Allah untuk mencapai keselamatan di dunia dan di akhirat nanti. Dalam hal ini pendidik bertuugas mengarahkan dan menuntun peserta didik dalam kehidupannya.
    1. Pendidikan Islam penuh dengan nilai insaniah dan ilahiyah.
Sumber akhlak manusia yang terbaik adalah agama islam dimana kedudukan akhlak sangatlah penting sebagai pelengkap dalam menjalankan fungsi kemanusiaan di bumi. Pendidikan merupakan proses pembinaan akhlak pada jiwa. Meletakkan nilai-nilai moral pada anak didik harus diutamakan. Nilai-nilai ketuhanan harus dikedepankan, pendidikan Islam haruslah memperhatikan pendsidikan akhlak atau nilai dalam setiap pelajaran dari tingkat dasar sampai tingkat tertinggi dan mengutamakan fadhilah dan sendi moral yang sempurna.

    1. Prinsip Keseimbangan hidup.
Dalam pendidikan Islam prinsip keseimbangan meliputi ;
·         Keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat
·         Keseimbangan antara kebutuhan jasmanai dan rohani
·         Keseimbangan antara kepentingan individu dan social
·         Keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan amal
Prinsip ini telah ditegaskan dalam al-Qur'an (Al-Qashas;77); ‘ dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jaganlah kamu melupakan kebahagiaan dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.
    1. Prinsip persamaan.
Kesempatan belajar dalam Islam sama antara laki-laki dan perempuan, oleh karena itu kewajiban untuk menuntut ilmu juga sama. Sistem pendidikan tidak mengenal perbedaan dan tidak membeda-bedakan latar belakang orang itu jika dia mau menuntut ilmu. Semua punya potensi yang sama untuk di didik dan punya kesempatan yang sama untuk memproses diri dalam pendidikan.
    1. Prinsip seumur hidup, sepanjang masa.
Pendidikan yang dianjurkan tidak mengenal batas waktu, tidak mengenal umur. Seumur hidup manusia harunya terdidik, mulai dari lahir sampai ke liang lahat. Seluruh kehidupan kita digunakan sebagai proses pendidikan, sebagai proses untuk menjadi hamba yang baik, menjadi insan kamil.



    1. Prinsip diri.
Orang telah kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri. Sebenarnya sudah mati sebeluhm mereka hidup, sebab tidak bisa melihat dunia dengan potensi panca indranya sendiri. Manusia adalah makhluk yang sempurna dengan berbekal akal, perasaan yang bisa dikembangkan. dengan inilah harkat manusia lsebih tinggi di banding makhluk lainya. Atau bahkan karena akalnyapun manusia bisa unggul dari manusia satu dengan manusia lainya.

  1. TUJUAN PENGAJARAN
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
            Secara umum tujuan pembelajaran PAI adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.
Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk :
  1. Alat untuk memperluas, memelihara, dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional
  2. Alat untuk mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan.
            Menetapkan al-Qur’an dan hadits sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dibolehkan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan.
            Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia. Secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional, perasaan dan indra, karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT, baik secara pribadi kontinuitas, maupun seluruh umat manusia. (Samsul Nizar, 2002:38).
            Hakikat Pendidikan Agama Islam  adalah usaha  orang dewasa  muslim yang bertaqwa secara sadar  mengarahkan  dan membimbing  pertumbuhan  serta perkembangan   fitrah (kemampuan dasar) anak didik  melalui ajaran  Islam  ke arah titik maksimal  pertumbuhan dan perkembangannya.
            Pendidikan secara teoritis  mengandung  pengertian “memberikan” (avoiding)  kepada jiwa  anak didik  sehingga mendapatkan  kepuasan rohaniah,  juga sering diartikan  dengan “menumbuhkan” kemampuan dasar  manusia  bila ingin  diarahkan   kepada pertumbuhan   sesuai dengan ajaran Islam,  maka harus berproses  melalui sistem   kependidikan Islam, baik  melalui kelembagaan  maupun melalui  sistem kurikuler.
            Esensi  dari potensi  dinamis dalam setiap diri manusia  itu terletak  pada keimanan/keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlaq,  (moralitas) dan pengalamannya. leh karena itu dalam strategi   pendidikan Islam  keempat potensi  dinamis yang esensial  tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran  proses kependidikan   Islam  sampai kepada tercapainya  tujuan akhir   pendidikan. Yaitu  manusia dewasa  yang muttaqin.
Bilamana pendidikan Islam diartikan sebagai proses, maka diperlukan adanya sistem  dan sasaran  atau tujuan yang hendak  dicapai dengan proses melalui sistem  tertentu karena  proses  pendidikan tanpa sasaran dan tujuan yang jelas berarti suatu “opurtunisme”, yang akan menghilangkan  nilai hakiki pendidikan. Oleh karena itu,  proses yang demikian  (yang tanpa tujuan)  mengandung   makna   yang bertentangan  dengan pekerjaan  mendidik itu sendiri, bahkan dapat menafikan  harkat dan martabat serta nilai  manusia sebagai “khalifah”  Allah di muka bumi, karena  aspek-aspek   kemampuan individual  (al-fadiyah), sosialitas (al-ijrimaiyyah), dan moralitas (al-ahlaqiyaah) merupakan hakikat kemanusiaannya  (anthopologis pentra) dalam sistem  proses,  terdapat umpan balik  (feedback)  melalui  evaluasi   yang bertujuan  memperbaiki  mutu  produk.
Oleh karena itu,  proses pendidikan Islam merupakan  kemutlakan  dalam sasaran yang hendak   digarap dan tujuan  yang hendak  dicapai, yang dirumuskan   secara jelas dan akurat itulah yang mengarahkan proses kependidikan Islam ke arah  pengembangan  optimal  ketiga aspek   kemampuan  tersebut yang didasari  dengan nilai   ajaran Islam. Sedang evaluasi   merupakan alat  pengoreksi kesalahan   yang terjadi   dalam proses  berakibat pada produk  yang tidak tepat. Proses mengandung  pengertian sebagai penerapan  cara-cara atau sarana untuk  mencapai hasil yang diharapkan.
Dari tinjauan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, menuru Garis Besar Program Pengajaran (GBPP PAI 1994) yaitu :
1)      Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
2)      Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
3)      Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam.
4)      Dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasikan oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan PAI tersebut lebih dipersingkat lagi, yaitu: “agar siswa memahami, menghayati, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia”. Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah, dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan meyakininya. Tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognisi, dalam arti penghayatan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama Islam. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam (tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa dan berakhlaq mulia.
Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam (kurikulum PAI: 2002) seperti yang telah dikutip oleh Abdul Majid, bahwa tujuannya untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ruang lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu Al-Qur’an, Hadist, Keimanan, Syari’ah, Ibadah, Muamalah, Akhlak dan Tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Sedangkan pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan lagi menjadi lima unsur pokok yaitu: Al-Qur’an, Keimanan, Akhlaq, Fiqih dan bimbingan ibadah, serta tarikh/ sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama ilmu pengetahuan dan kebudayaan.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh pembelajaran agama Islam, yaitu: dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam, dimensi pemahaman atau penalaran serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; dimensi penghayatan dan pengamalan batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam, dimensi pengalaman, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah di Imani, dipahami, dan dihayati oleh peserta didik itu mampu diamalkan dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. dan berakhlak mulia, serta diaktualisasikan dalam kehidipan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
            Pendidikan Agama Islam dijenjang pendidikan dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik tentang agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia. Sedangkan Pendidika Agama Islam pada jenjang menengah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.

Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Tafsir, Ahmad. 2011. Metdologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar